YOGYAKARTA, RAKYATSULSEL - Pengamat politik Rocky Gerung menjadi sorotan publik seusai pernyataannya dalam aksi massa beberapa waktu lalu yang dianggap menghina Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Beberapa daerah bahkan menggelar aksi penolakan serta melaporkan pengamat politik tersebut kepada pihak kepolisian.
Bareskrim Polri sendiri hingga saat ini mencatat ada 13 laporan masuk terkait Rocky Gerung.
Di Jogja, Rocky Gerung bahkan sempat ditolak sejumlah massa saat akan menjadi pemantik sebuah diskusi. Ia pun batal menghadiri diskusi tersebut.
Anggota DPRD DIY dari Partai PSI Raden Stevanus C. Handoko mengatakan aksi penolakan terjadi karena masyarakat mencintai Presiden Jokowi. Ia pun turut mengecam apa yang disampaikan oleh Rocky Gerung.
"Saya merasakan apa yang dirasakan rakyat saat ini. Merasakan sakitnya rakyat ketika presiden dicaci maki dengan ucapan yang sangat tidak beradab," ujar Stevanus.
Menurutnya, ucapan Rocky Gerung tersebut sangat tidak menghormati kepala negara.
"Perlu dibedakan antara kritikan dengan caci maki yang tidak beradab," katanya.
Ia menganggap bahwa apa yang dikatakan Rocky sudah sangat kelewatan.
"Seorang RG dalam video yang viral mencaci maki dengan umpatan yang sangat jauh dari gambaran seorang yang mengaku akademisi, filsuf dan politisi," katanya.
Lebih lanjut, Stevanus berharap gejolak di masyarakat saat ini dapat ditanggapi pihak berwajib dengan penegakan hukum.
Ia meminta agar pihak berwajib segera mengambil langkah serius agar tidak menimbulkan keresahan hingga gangguan ketertiban. (jpnn)