Mencuatnya nama Bahtiar Baharuddin, kata Arief Wicaksono, boleh jadi merupakan sosok yang dianggap dapat menjawab teka-teki kepentingan di Sulsel. Terlebih di DPRD yang menimbulkan pro-kontra soal usulan Pj.
"Kepentingan itu adalah bagaimana para elit Sulsel mendapat Pj Gubernur yang dapat bertindak sebagai penjamin keberlanjutan program Gubernur," katanya.
Lebih lanjut dikatakan, Bachtiar boleh jadi merupakan sosok yang dianggap dapat mempertemukan dua kepentingan yang selama ini, menjadi salah satu penyebab mengapa DPRD Sulsel akhirnya tidak mengusulkan rekomendasi tiga nama calon Pj Gubernur.
Dan yang berikutnya adalah kepentingan elit nasional yang menginginkan sosok yang tepat untuk menjamin stabilitas di Sulawesi Selatan dalam menghadapi Pemilu 2024 kedepan.
"Dia punya pengalaman menjadi Pj Gubernur. Sebelumnya di provinsi Kepulauan Riau (Kepri), jadi lebih atau kurangnya itu kembali kepada bobot rekomendasi Menteri Dalam Negeri kepada Presiden untuk menentukan siapa Pj Gubernur Sulsel dalam beberapa waktu kedepan," kunci Arief Wicaksono
Terpisah, terkait tak adanya nama yang diusulkan DPRD Sulsel untuk mengisi kursi Pj Gubernur Sulsel pengganti Andi Sudirman Sulaiman, masih menyisakan banyak pertanyaan. Apalagi untuk pertama kalinya paripurna DPRD dinyatakan tak qourum.
Sekretaris Fraksi Partai Golkar DPRD Sulsel, Rahman Pina, mengakui kerasnya tarik menarik kepentingan di bursa usulan calon penjabat gubernur.
"Memang ini hanya usulan, putusan akhir tetap di ujung pulpen presiden. Tapi atmosfir Pilpres dan Pemilu sangat terasa," katanya.
Ia juga mengakui jelang paripurna penentuan nama kandidat Pj Gubernur, konstalasi berubah begitu cepat. Pergeseran dukungan dari satu calon ke calon lainnya, salah satunya dipengaruhi arah koalisi Pilpres.