Ia menuturkan, akan mencari kebenaran sehingga memberikan keterangan jelas. Pasalnya yang berhak.menentukan nama-nama Pj adalah Presiden Joko Widodo.
"Sabar saya akan menghadap pak Presiden (Jokowi) sebelum sebelum beliau terbang ke Palu Sulteng," tuturnya.
Senada, Kepala Pusat Penerangan Hukum Kemendagri, Benny Irwan menegaskan, adapun pemberitaan yang beredar mengenai penetapan Prof Aswanto sebagai Penjabat Gubernur tidak benar. Sebab nama calon Penjabat Gubernur baru diusulkan Kementrian Dalam Negeri ke Tim Penilaian Akhir (TPA) untuk ditetapkan Presiden Jokowi.
Apalagi sejuah ini sidang TPA, kata Benny, sama sekali belum dilakukan. Sehingga agak keliru jika ada nama yang diklaim sudah diputuskan. "Hingga saat ini, sidang akhir itu belum dilaksanakan," imbuhnya, secara singkat.
Pekan ini Kemendagri akan mengumumkan sosok nama yang akan menjabat Pj Gubernur Sulsel menggantikan Andi Sudirman Sulaiman, masa berakhir tanggal 5 September 2023.
Meskipun belum ada kepastian. Namun, informasi beredar, dua figur berprluang yakni Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Depdagri, Dr. Drs. Bachtiar MSi, dan Staf ahli Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang hukum, Prof. Dr. H. Aswanto, SH, MH.
Kedua tokoh Sulsel yang berkiprah di kancah nasional ini memiliki latar belakang berbeda. Meskipun sama-sama alumni Unhas Makassar, jurusan berbeda.
Bahtiar lahir di Bone, Sulawesi Selatan pada 16 Januari 1971. Bahtiar adalah seorang pejabat madya atau pejabat eselon I di Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri), sebelumnya menjabat sebagai Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Kemendagri.
Bahtiar menempuh pendidikan pertamanya di Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin tahun 1991-1992. Lalu, ia melanjutkan di Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) Jatinangor dan lulus pada 1995.