Yamin bahkan memastikan bahwa ketiga mahasiswa ini bukanlah mereka yang terlibat dalam perkelahian antara KKS KKSW. Sehingga menurut dia polisi di Mesir itu salah tangkap.
"Apalagi ini yang ditangkap bukan mereka yang terlibat. Saya bisa pastikan itu karena saya mengikuti kejadian ini dari awal sampai tuntas dan damai. Bukti mereka ditangkap ini hanyalah rekaman cctv yang memperlihatkan mereka keluar rumah bukan terlibat perkelahian," tegasnya.
Belakangan, Yamin menyebutkan pihaknya mendapat informasi bahwa ketiga mahasiswa itu ditangkap atas permintaan pihak KBRI Mesir Ironisnya, ketiganya ditangkap bak penangkapan pelaku tindak pidana terorisme.
"Saya sudah coba komunikasi dengan KBRI tapi tidak ada titik temu. Saya memang dapat kabar kalau polisi disana menangkap ketiga mahasiswa ini atas permintaan KBRI Mesir," ucapnya.
"Anehnya ketika mahasiswa ini ditangkap oleh polisi dengan membawa senjata lengkap. Pertanyaan saya isi permintaan atau perintah penangkapan ini atas dasar apa? Jangan sampai tuduhan teroris," imbuhnya.
Pria berlatarbelakang akedimisi itu mengaku sempat berusaha meminta KBRI Kairo untuk membebaskan ketiga mahasiswa ini. Namun upayanya tersebut mentah.
"Sudah, saya sudah berusaha komunikasi dengan pihak KBRI tapi tetap saja ketiganya dideportasi. Padahal mereka ini kan sedang menuntut ilmu di sana," ucapnya.
Yamin menambahkan, polemik deportasi tiga mahasiswa Al Azhar asal Sulsel itu mengarah ke isu SARA, dimana dirinya mendapat video diduga perkumpulan KKSW melakukan rapat untuk menyerang KKS.
"Jadi saya duga konflik ini sangat Berbau SARA. Mereka (KKSW) mau membakar Baruga yang itu adalah kebanggaan orang Sulawesi," jelasnya.
Kemenlu Harus Turun Tangan Periksa Oknum KBRI Mesir
Olehnya itu, Yamin meminta Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) harus turun tangan memeriksa oknum KBRI Mesir sebab dirinya menduga ada oknum KBRI Mesir bermain perihal pemulangan tiga mahasiswa Al Azhar.