JAKARTA, RAKYATSULSEL — Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) disebut tidak akan balik modal sampai kiamat. Karena biaya operasionalnya yang terlampau mahal.Kereta dengan kapasitas 556 penumpang itu diproyeksikan bisa menghasilkan pendapatan Rp2,7 miliar per hari. Sementara biaya operasional per harinya sekitar Rp2,8 miliar.
Hitungannya, sekali jalan kereta cepat mengantongi pendapatan Rp 127.212.800. Berarti dalam sehari jika kereta cepat terisi penuh terus dalam 22 perjalanan, pendapatannya sebesar Rp 2,798 miliar.
Proyek senilai 114,24 triliun itu, jika menggunakan asumsi pendapatan Rp2,798 miliar per tahun, maka akan kembali modal selama 112 tahun. Itu pun penumpang harus selalu penuh sepanjang tahun.
“Kalau pendapatan hanya Rp 2,7 miliar per hari maka rugi operasional saja sdh Rp 100 juta per hari karena biaya operasional diperkirakan sekitar Rp 2,8 miliar per hari,” jelas Didu dikutip dari unggahan di X, Kamis (21/9/2023).
Didu berkesimpulan, KCJB ini makin dijalankan akan makin rugi. Ia pun berspekulasi, kenapa China meminta APBN sebagai jaminan proyek KCJB tersebut.
“Artinya makin dijalankan makin rugi. Pantas saja China minta jaminan APBN karena sudah dipastika rugi,” pungkasnya.
Diketahui, Said Didu memang getol mengkritik proyek KCJB ini sejak awal. Mulai dari waktu pengerjaan yang ngaret hingga pembengkakan anggaran.Belum lagi menggunakan APBN. Padahal sebelumnya, pemerintah berjanji tidak menggunakan APBN.(fajar online)