MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Direktur Eksekutif PT Indeks Politica Indonesia (IPI), Suwadi Idris Amir melihat jika popularitas Partai Buruh di Sulsel pada khususnya masih rendah. Sehingga mereka harus lebih gencar melakukan sosialisasi 4 bulan terakhir ini jika ingin lolos ambang batas 4 persen pada Pemilu 2024 mendatang.
"Partai Buruh ini kalau dilihat dari segi popularitas, hingga elektabilitas nyaris tidak tergambarkan. Bahkan masih banyak orang yang tidak tahu kalau ada partai buruh," kata Suwadi Idris Amir.
Dirinya menyebutkan tidak mungkin orang ingin memilih partai kalau tidak mengenal partai. "Makanya partai Buruh ini tidak boleh mengabaikan popularitas, karena itu langkah masyarakat bisa memilih mereka (jika dikenal)," ujarnya.
Selain itu kata Suwadi Bacaleg partai Buruh ini tidak terlalu populer di tengah-tengah masyarakat dan pastinya pemilih akan memilih Caleg-caleg yang mereka kenal.
"Masyarakat tidak sembarang ingin memilih wakil rakyat, ini layak dipilih atau tidak, pastinya masyarakat juga melihat bagaimana ketokohan Bacaleg tersebut," ujarnya.
Jika Popularitas yang mereka tidak bisa tingkatkan maka sangat sulit untuk bersaing baik itu tingkat DPR RI, Provinsi maupun Kabupaten/kota.
"Partai ini (Buruh) sulit bersaing jika popularitasnya tidak mereka tingkatkan," jelasnya.
Selain itu kata Suwadi Partai Buruh ini selalu menggaunkan politik tanpa uang. Suwadi menyebutkan pemilih di Indonesia masih pragmatis siapa yang menyiapkan ongkos politik itu mereka pilih.
"Pemilih ekonominya ke bawah itu banyak dari kaum buruh dan ini harus dipecahkan partai buruh jika ingin meraih suara dari kaum buruh sendiri," tutupnya. (Fahrullah/B)