Sementara itu, HM Judas Amir mengaku prihatin menanggapi pernyataan Baharman Supri yang dilansir salah satu media di Kota Palopo, yang menyebut Pemkot Palopo memiliki hutang belanja Rp100 miliar.
Judas Amir yang dua periode memimpin Kota Palopo, menyebut Baharman Supri perlu belajar lagi mengenai tata kelola keuangan daerah, agar tidak salah memaknai hutang belanja.
"Sebagai seorang legislator, tampaknya dia (Baharman Supri) tidak tahu membedakan mana hutang, kapan saatnya disebut hutang, mana defisit, kapan saatnya disebut defisit," kata Judas Amir, Rabu (8/11/2023).
Termasuk, Judas Amir mengaku heran Baharman Supri mempersoalkan hutang belanja Pemkot tersebut, yang sampai saat ini masih dalam proses audit BPK.
Di luar hutang belanja yang disebutkan Baharman Supri dalam APBD Palopo 2023, Judas Amir menegaskan bahwa dirinya perlu menyampaikan kepada publik, terkhusus kepada masyarakat Kota Palopo, bahwa Pemkot Palopo sampai saat ini masih memiliki hutang kepada Bank Dunia.
Namun Judas Amir menyebut, hutang Pemkot Palopo tersebut adalah hutang peninggalan walikota sebelumnya, yakni HPA Tenriadjeng. Hutang Pemkot Palopo tersebut dari Bank Dunia dipakai untuk membangun City Market Palopo.
"Dan setahu saya, kalau tidak salah, hutang Pemkot Palopo tersebut ikut disetujui Pak Baharman Supri sebagai anggota DPRD Palopo waktu itu. Pak Baharman Supri ikut menyetujui Pemkot Palopo berutang ke Bank Dunia, dimana hutang tersebut belum lunas sampai saat ini," urai Judas Amir.
Dalam 10 tahun memimpin Kota Palopo, Judas Amir mengaku membayar hutang Pemkot Palopo ke Bank Dunia tersebut, sebagai bentuk tanggungjawab sebagai kepala daerah yang 'diwarisi' hutang dari kepala daerah sebelumnya. Hutang Pemkot Palopo tersebut baru akan lunas hingga tahun 2031.
"Saya bayar selama 10 tahun, tapi kok tidak ada yang mempersoalkan adanya hutang Pemkot Palopo tersebut, kok Pak Baharman Supri tidak pernah mempersoalkannya?," kata Judas Amir.