Ketiga, cara berkampanye baik caleg baru maupun caleg petahana harus cari cara-cara yang cerdas dan simpatik, jangan pakai cara-cara yang lama
"Misalnya, kampanye black campaign, politik sara, politik uang, saya harus pakai cara-cara yang lebih cerdas supaya masyarakat lebih positif dalam melihat pesta demokrasi dan kemudian memilih caleg-caleg yang terbaik," saran dia.
Lantas apa dilakukan caleg untuk menggaet pemilih? Kata dia, yang pasti kalau mantan kepala daerah kan mereka sudah mempunyai popularitas dan elektabilitas tertentu yang sudah ada.
Tetapi pertarungan di pilkada dan pertarungan di Legislatif itu berbeda. Karena di pileg itu akan pertarungannya lebih kepat karena orangnya lebih banyak dan partainya juga lebih banyak.
"Kalau untuk sendiri juga ppakah perlu ada program atau hal yang perlu dilakukan untuk menarik simpati pemilih? Yang pertama, ini kan pertarungan legislatif, bukan eksekutif. Jadi dia nggak bisa bilang saya akan bangun jembatan, itu tidak bisa diumbar dalam janji caleg legislatif," katanya.
Lanjut dia, mungkin penekanannya dalam soal kampanye ini lebih menjelaskan profil dirinya, rekam jejaknya, dan prestasi-prestasi. Sama misalnya dalam konteks daerah dia mau fokus membuat perda apa misalnya.
"Jadi mereka di daerah yang mungkin dibutuhkan dan diperjuangkan para caleg ketika terpilih di 2024," pungkasnya. (Yadi/B)