MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Aspirasi masyarakat yang dinilai belum maksimal ke pemerintah menjadi panggilan Sawaluddin Arief untuk ikut bertarung memperebutkan kursi parlemen pada Pemilu 2024. Politikus Partai Gerindra ini tengah mengincar satu kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Makassar melalui daerah pemilihan empat yang meliputi Kecamatan Panakkukang dan Manggala.
Juru bicara Partai Gerindra Sulawesi Selatan itu mengatakan, keputusan dirinya maju berkat motivasi untuk menyatukan aspirasi rakyat dan kinerja pemerintah. Menurut dia, terputusnya informasi antara pemerintah dan masyarakat membutuhkan kehadiran wakil rakyat berupaya menjembatani aspirasi.
"Saya niat sebagai anggota DPRD nanti bisa menjembatani aspirasi rakyat dengan kepentingan pemerintah. Tidak boleh lagi ada masyarakat yang merasa tidak tersalurkan aspirasinya, tidak terpenuhi kebutuhannya oleh pemerintah, legislator harus hadir di situ," ujar Sawaluddin Arief alias Sawal dalam Podcast Rakyat Sulsel, Rabu (22/11/2023).
Sawal mengatakan, anggota DPRD harus hadir melebihi dari tiga tugas pokok sebagai legislasi, penganggaran, dan pengawasan. Menurut dia, seorang wakil rakyat harus menjadi solusi bagi masyarakat untuk mengatasi sejumlah persoalan-persoalan yang dialaminya, seperti masalah sosial, kebutuhan pokok, banjir, dan permasalahan masyarakat perktaan pada umumnya.
Awalnya, Salaw mengaku tak begitu tertarik untuk ikut menajdi calon anggota legislatif. Namun seiring waktu, saat melaksanakan beberapa kegiatan sosial dan bertemu langsung dengan masyarakat, ternyata ada banyak masalah atau keluhan masyarakat yang tidak tersampaikan dengan baik kepada pemerintah.
"Keinginan masyarakat harus terpenuhi dan mendapatkan perlindungan dari negara. Begitu ada keluhan masyarakat seperti sampah tidak diangkut, banjir, kita turun selesaikan. Jadi banyak hal yang harus direspons oleh seorang legislator," imbuh dia.
Dalam kontestasi ini, Sawal maju dengan mengusung tagline “Uruska' Tiga Hari, Saya Uruski' Lima Tahun”. Tagline tersebut ternyata memiliki makna mendalam dengan melihat kondisi proses pemilihan yang kerap terjadi kecurangan. Utamanya surat suara dari TPS seringkali berubah saat sampai di tingkat kecamatan atau tingkatan di atasnya.
Untuk itu, masyarakat atau pemilihan diminta untuk mengawal surat suara tersebut, agar hal yang diperjuangkan di bilik suara tersampaikan dengan baik.
"Hadirnya tagline ini karena saya mendengar dan saya melihat langsung bahwa ada yang sudah dipilih oleh masyarakat di TPS, tapi suaranya hilang di tingkat kecamatan. Ini yang saya sangat khawatirkan. Misalnya, saya sudah dipilih oleh keluarga, oleh kerabat, oleh teman-teman, oleh seluruh masyarakat Panakkukang dan Manggala, tapi kemudian saya tidak dilantik karena suara saya dicuri oleh orang lain. Ada seperti itu, makanya saya minta tiga hari kita urus ka, saya urus ki lima tahun," jelas Sawal.
Tak hanya itu, Sawal juga memaparkan langkah-langkah konkret yang akan diambil bila terpilih menjadi anggota DPRD Kota Makassar nanti adalah komitmen untuk memberikan bantuan gratis selama lima tahun kepada pemilihnya di Panakkukang dan Manggala.
Selain itu, dia berjanji menanggulangi berbagai persoalan mulai dari kebutuhan kelahiran hingga acara keluarga.
Sebagai langkah nyata untuk membangun kepercayaan pemilih, Sawal merancang program sembako gratis seumur hidup bagi 2.000 rumah dengan sertifikat sebagai alat tagih. Dia bertekad memberikan jaminan tanggung jawab atas program tersebut selama lima tahun ke depan bisa direalisasikan.
"Program sembako gratis kepada kepada masyarakat Panakkukang dan Manggala. Saya akan mencetak 2.000 sertifikat untuk 2.000 rumah sebagai alat tagih nantinya. Sudah ada 1.000 yang berjalan dan masih butuh 1.000 rumah lagi untuk dibagi," beber dia.
"Bila terpilih sebagai legislator, selama lima tahun setiap kepala keluarga yang punya sertifikat ini akan diberikan sembako dua kali dalam satu tahun yaitu Idulfitri dan Iduladha. Kalau umat Nasrani diberikan saat Natal dan Tahun Baru," kata dia.
Sawal mengatakan, dirinya hanya mematok 2.000 sesuai dengan kemampuan keuangan dan penghasilan sebagai legislator. Dai mengaku tidak mau dicap melakukan korupsi dengan bagi-bagi sembako gratis.
"Kenapa cuma 2.000 karena dalam satu kepala keluarga ada biasa tiga orang. Asumsinya, 3x2.000 jadinya 6.000," rinci dia.
Selain itu, dalam proses penggalangan suara, Sawal juga mengaku fokus menyasar kalangan milenial. Menurut dia, khusus di daerah pemilihan, dari 210.000 wajib pilih sekitar 45 persen adalah kalangan milenial.
Dalam upaya mencapai target suara, Sawal meminta seluruh pemilik hak suara untuk datang ke TPS dan tidak golput. Dia mengajak seluruh masyarakat untuk menggunakan hak pilih dan bersama-sama menciptakan perubahan yang diinginkan.
Dengan tagline yang unik, komitmen kuat, dan program konkrit, Sawaluddin Arief mencoba meyakinkan masyarakat Panakkukang dan Manggala bahwa dirinya adalah pemimpin yang siap hadir dan memperjuangkan kepentingan mereka di DPR Makassar.
"Jadi bagaimana caranya saya mengurus warga lima tahun, khususnya kepada masyarakat Panakkukang dan Manggala, saya butuh suara 6.000," ujar dia. (Isak Pasa'buan/C)