Ia menjelaskan, konsep Contract Farming itu muncul setelah pihaknya melakukan kajian bersama para ahli bahwa selama ini anggaran pemerintah itu tidak dialokasikan untuk membangun food estate tapi justru untuk contract farming. Maka dari itu contract farming bukan berarti mengontrak petani sebagai buruh, tapi menawarkan kontrak kerja antara petani dan pembeli.
Dikatakan Ismail, meskipun investasi di Desa pada tahun 2022 naik sekitar empat kali lipat dari tahun 2021, namun angka tersebut tidak sebanding dengan pertumbuhan ekonomi saat ini dikarenakan investasi yang masuk hampir semuanya dialokasikan pada investasi yang bukan padat karya.
"Yang dimaksud padat karya adalah investasi pada sektor pertanian, investasi pada sektor perikanan atau investasi kepada merakyat itu hampir tidak ada. Dan itulah yang dikaji oleh pak Anies sehingga kami menghadirkan satu program di segmentasi itu, apa itu pengganti food estate, namanya contract farming," jelas Ismail.
Lanjut, contract farming sendiri kata Ismail yaitu petani dan pembeli bisa menentukan range harga penjualan gabah. Sehingga, petani tidak perlu khawatir gabahnya tidak akan terjual. Begitu juga dengan pembeli akan merasa aman karena mendapatkan pasokan gabah. Selain itu, adanya kontrak bisa membantu petani mendapatkan kredit usaha yang dinilai penting untuk mengembangkan usaha dan meningkatkan kesejahteraan petani.
"Contract farming itu apa, memberikan jaminan pada para nelayan, petani, bahwa setiap hasil yang mereka dapatkan akan kami jaminkan dengan peningkatan ekonomi yang tinggi. Itulah yang kita maksud hampir setiap narasi kebutuhan isu politik yang kita bangun kepada masyarakat harus atas dasar pemahaman yang sumbernya dari kajian," ujarnya.
Terakhir, anggota DPRD Sulsel dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menuturkan selain berkampanye secara konvensional, berkampanye melalui media sosial (medsos) juga penting. Namun menurutnya berkampanye di medsos harus melahirkan gagasan yang mencerdaskan masyarakat, bukan hanya sekedar sensasi belaka.
"Jadi artinya apa, sosial media itu penting tapi untuk hal yang mencerdaskan. Itulah sebabnya kami tim mendesain satu program yang arahnya untuk menguasai platform digital melalui program Desak Anies. Untuk apa, silahkan masyarakat yang belum memiliki pilihan atau yang belum menentukan pilihan hadir ke sana, tanyakan semua hal apa yang mendesak di kepala kita, pikiran kita, yang akhirnya menentukan Anies sebagai opsi yang akan kita pilih nantinya," tutup Ismail. (Fahrullah-Isak-Yadi/C)