Mitos MSG Terus Menjamur, P2MI Buka Suara

  • Bagikan
Sharing time P2MI bersama ahli gizi mengungkap fakta MSG

RAKYATSULSEL - Banyak mitos tentang micin alias MSG beredar di masyarakat Indonesia. Mereka yang awam menganggap bahwa mitos yang turun-temurun itu adalah sebuah kebenaran. Padahal faktanya, berdasarkan berbagai penelitian yang dilakukan di berbagai negara selama puluhan tahun, tak satupun dari mitos-mitos seputar micin itu benar adanya.

Kondisi sosial tersebut membuat P2MI (Perkumpulan Pabrik Mononatrium Glutamat dan Asam Glutamat Indonesia), menggelar acara Sharing Time “MSG untuk Masakan Lezat, Sehat, Halal, Bergizi dan No Worries”. Acara tersebut dihadiri berbagai komunitas yang kegiatannya berhubungan dengan ekosistem bahan pangan di Indonesia. Acara ini berlangsung hangat di Wajik Resto, Hotel Luminor Mangga Besar-Jakarta.

Narasumber yang hadir dalam sharing session itu, terdiri dari dua pakar gizi; Prof. Hardinsyah MS, PhD., dan dr. Sheena M.Gz, SpGk, AIFO., dua ahli masak ; Chef Muto dan Chef Ajis serta Ir Satria Gentur Pinandita selaku Ketua P2MI.

Dalam acara tersebut, para pakar membahas secara obyektif dan faktual tentang MSG dan manfaatnya bagi tubuh manusia. Sekaligus membeberkan kebenaran dari berbagai mitos yang berkembang di masyarakat Indonesia, tentang MSG yang biasa dikenal sebagai micin atau Vetsin, penyedap masakan yang sering kita temui saat menikmati berbagai jenis makanan.

MSG (MonoSodium Glutamat) atau Bumbu Umami telah digunakan selama lebih dari satu abad untuk meningkatkan dan menyeimbangkan rasa gurih makanan. Meskipun penggunaannya tersebar luas dan banyak manfaatnya, kesalahpahaman konsumen tentang MSG cukup umum, dengan banyaknya mitos tentang MSG yang beredar di berbagai media

“Kondisi sosial tersebut, membuat P2MI yang berdiri sejak 15 September 1971, merasa berkepenitngan untuk membongkar mitos tentang Micin atau MSG. P2MI berkepentingan untuk memajukan dunia usaha pangan khususnya bahan tambahan pangan MSG (monosodium glutamat) dan turunannya diseluruh wilayah Indonesia,” terang ISatria Gentur Pinandita, Ketua P2MI, yang anggotanya adalah perusahaan yang memproduksi MSG, yaitu; PT. Ajinomoto Indonesia, PT. Ainex Internasional, dan PT Daesang Ingredients Indonesia.

Sejumlah mitos yang tumbuh subur dimasyarakat Indonesia, antara lain adalah; bahwa MSG menyebabkan reaksi alergi. Faktanya, menurut Prof. Hardinsyah MS, PhD., bahwa asam glutamat merupakan salah satu asam amino yang paling umum serta bahan yang membangun protein dalam makanan dan tubuh kita. usulnya. ’’Karena alasan tersebut, maka kecil kemungkinan orang alergi terhadap MSG,” ucap dia.

  • Bagikan