MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden telah mengikuti debat kandidat sebanyak lima sesi. Dalam menghadapi Pencoblosan yang tinggal beberapa hari lagi, tiga pasangan calon ini harus berhati-hati agar tidak melakukan kesalahan fatal yang bisa merugikan mereka.
Menurut Endang Sari, seorang Pengamat Politik dari Universitas Hasanuddin (Unhas), debat terakhir telah memberikan cukup pengaruh bagi para swing voters dalam menentukan sikap politik mereka. Oleh karena itu, seharusnya tidak ada lagi pemilih yang bimbang dalam memilih.
Endang menyoroti data yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang menunjukkan peningkatan angka partisipasi sekolah di Indonesia, khususnya di tingkat SMA sederajat yang mencapai 73 persen dari sebelumnya 50 persen. Namun, partisipasi sekolah pada tingkat pendidikan tinggi masih berada di level 30 persen.
Ini menunjukkan bahwa generasi milenial dan Z memiliki pengaruh besar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT), yang mencapai sekitar 60 persen. Oleh karena itu, preferensi politik dari generasi ini akan sangat memengaruhi hasil pemilihan.
Endang menjelaskan bahwa sebagian besar swing voters adalah milenial dan generasi Z yang belum memutuskan pilihannya karena merasa jauh dari dunia politik. Mereka cenderung memantau perkembangan politik melalui media sosial, sehingga performa debat para kandidat akan sangat memengaruhi pilihan mereka.
Meskipun demikian, Endang optimis bahwa tingkat golongan putih (golput) akan menurun drastis pada pemilu ini, dan partisipasi pemilih akan meningkat.
Namun, kendala utama bagi pemilih yang telah memutuskan pilihannya adalah dari kalangan masyarakat dengan kualitas pendidikan dan ekonomi rendah. Mereka rentan terpengaruh oleh manuver politik dan bantuan sosial yang dibagikan oleh para kandidat.
Meskipun begitu, pemilih rasional seperti milenial dan generasi Z tidak akan terpengaruh oleh hal tersebut. Bagi mereka, performa kandidatlah yang menjadi faktor penentu utama. (Fahrullah/B)