Pencoblosan di Makassar Amburadul

  • Bagikan
Ilustrasi.

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Proses pemilu di Kota Makassar berlangsung tidak mulus, bahkan cenderung amburadul. Beberapa kesalahan teknis terjadi di sejumlah tempat pemungutan suara.

Calon pemilih disuguhi berbagai kendala dan insiden. Mulai dari lambatnya distribusi logistik ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) dengan alasan armada pengangkut logistik lamban, pelaksanaan pencoblosan yang molor, kotak suara yang tidak tersegel, hingga kelalaian KPPS, PKK dan PPS di sejumlah TPS sehingga surat suara tertukar antar dapil.

Kondisi itu dilaporkan terjadi di sejumlah TPS. Kotak suara tidak tersegel antara lain ditemukan di TPS 01 Maricaya Selatan, Kecamatan Mamajang. TPS itu tempat Wali Kota Makassar M. Ramdhan 'Danny' Pomanto mencoblos. Begitu juga beberapa lokasi TPS lainnya.

Komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sulawesi Selatan Saiful Jihad membenarkan soal itu. Dia mengatakan kondisi serupa terjadi di berbagai TPS di Makassar.

"Padahal semestinya, sebelum pencoblosan, kotak suara disegel dengan kabel ties. Semua TPS yang saya datangi, tidak digembok (diberi ties) kotak suara. Karena ties yang terdistribusi ke TPS hanya lima, mestinya sepuluh," kata Saiful, kemarin.

Saiful mengatakan, seharusnya kotak suara dalam keadaan tersegel sebelum pencoblosan dimulai. Karena kotak suara ada lima, segel ties seharusnya berjumlah sepuluh. Karena setelah penghitungan suara kotak kembali disegel.

"Setiap TPS ada mestinya sepuluh ties, sehingga setelah dikosongkan mesti diberi ties kembali untuk digunakan," imbuh dia.

Sejumlah TPS di Makassar telat memulai pemungutan suara. TPS yang seharusnya dibuka pukul 7.00 wita, baru memproses pencoblosan sekitar pukul 10. 00 wita. Atas keterlambatannya ini, Komisioner KPU Kota Makassar, Muhammad Abdi Goncing, menyampaikan permintaan maaf. Dia meminta maaf karena TPS terlambat dibuka sehingga membuat banyak calon pemilih menunggu berjam-jam.

"Kami akui berbagai macam kendala pada teknis di TPS. Maaf atas keterlambatan pembukaan TPS yang terjadi di banyak tempat," kata Goncing.

Kendati demikian, dia klaim petugas TPS bekerja sesuai prosedur TPS 29 Kelurahan Tamamaung, Kecamatan Panakkukang, Makassar. Dia menegaskan keterlambatan ini sama sekali tanpa kesengajaan dan tidak ada instruksi. Menurutnya, petugas TPS telah melaksanakan tugasnya.

"Sesuai tugas di TPS, tidak ada instruksi dari orang tertentu. Seluruh petugas TPS justru kami instruksikan melaksanakan tugas sesuai prosedur dalam regulasi," beber dia.

Selain itu, persoalan lain, keterlambatan distribusi logistik Pemilu 2024, masalah itu jadi pemicu telatnya pemungutan suara dimulai di TPS.

"Kepada seluruh masyarakat dan pemilih di Kota Makassar, kami memohon maaf yang sebesar-besarnya atas adanya keterlambatan dalam distribusi logistik pemilu ke TPS, sehingga membuat masyarakat lama mengantri di TPS," kata Goncing.

Persoalan lain menjadi atensi adalah, dugaan kertas surat suara capres sudah tercoblos. Ketua Desk Pemilu yang juga Staf Ahli Kemenko Polhukam, Abdul Rivai Ras, mengakui adanya indikasi tersebut.

"Ada yang kertas suara tertusuk, dicoblos yah, paling 2 lembar tadi di wilayah Makassar tadi. Tapi tadi sudah diantisipasi karena hanya 2 kertas suara," ungkap Rivai.

Dia mengaku tidak tahu persis surat suara yang tercoblos dan nomor urut kandidatnya. Rivai mengaku sekadar memantau ketika ditanya lebih rinci soal temuan itu.

Staf Ahli Menko Polhukam Bidang Kedaulatan Wilayah dan Kemaritiman ini mengatakan secara umum suasana pencoblosan relatif kondusif. Pihaknya mengaku telah menyisir sejumlah TPS di Makassar sebelum ke kantor KPU Sulsel.

"Pemantauan relatif, tadi kita menyisir beberapa titik untuk di TPS berjalan baik," imbuh dia.

Kepala Polda Sulawesi Selatan, Irjen Andi Rian R Djajadi bersama Forkompinda Sulsel yakni PJ Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin dan Pangdam XIV Hasanuddin Mayjen TNI Bobby Rinal Makmum melakukan pemantauan di di tiga wilayah.

Mulai dari Kota Makassar, Kabupaten Maros, dan Gowa. Sebelum berkunjung ke Kabupaten Maros, Andi Rian bersama rombongan Forkompinda Sulsel terlebih dahulu memantau proses pemungutan suara di TPS 005. Tepatnya di Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Fisik Wirajaya Kementerian Sosial (Kemensos), Kelurahan Sinrijala, Kecamatan Panakkukang.

Setelah melakukan kunjungan di TPS 005, rombongan kemudian bergerak ke Kabupaten Maros. Dalam kunjungan ini, rombongan Kapolda dan PJ Gubernur Sulsel bertolak menggunakan Helikopter dan mendarat di Lapangan Kassi Kebo Maros.

Keduanya melakukan pemantauan proses pemungutan suara di TPS 6 Balla Lompoa, Kelurahan Baju Bodoa, Kecamatan Maros Baru dan TPS 14, Kelurahan Pettuadae, Kecamatan Turikale. Dalam pemantauan TPS ini, rombongan Kapolda Sulsel didampingi oleh Forkopimda Kabupaten Maros.

Setelah melakukan kunjungan di Kabupaten Maros, pemantauan pemungutan suara di TPS dilanjutkan ke Kabupaten Gowa. Pemantauan di wilayah tersebut berlangsung di Jalan Sultan Hasanuddin, tepatnya di TPS 07, Kelurahan Pandang-pandang, Kecamatan Somba Opu.

Dalam kunjungan itu, Andi Rian bersama PJ Gubernur Sulsel serta Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan langsung menjemput salah satu pemilih disabilitas tuna daksa bernama Rahmat, yang rumahnya tidak jauh dari TPS yang dikunjungi. Bahkan mengantar Rahmat ke TPS dan menyapa sejumlah warga yang hadir menyalurkan hak suaranya.

"Saat ini kita berada di TPS 6 Kabupaten Maros, tadi kita melihat proses pemilihan, semuanya berjalan lancar dan betul-betul TPS ini dihias secara adat tradisional," kata Andi Rian.

Andi Rian juga menyebut, proses pemungutan suara di Kota Makassar, Kabupaten Gowa, dan Maros masih aman dan kondusif. Bahkan sejumlah penyandang disabilitas yang ikut menyalurkan hak suaranya berjalan aman dan lancar tanpa ada kendala.

"Ada beberapa pemilih yang dalam kondisi disabilitas difasilitasi dengan baik. Mudah-mudahan gambaran situasi yang ada disini (Maros) menjadi gambaran kecil, untuk gambaran secara umum di Sulawesi Selatan," ujarnya.

Selain itu, dalam pesta demokrasi tahun 2024 ini pihaknya juga disebut telah memetakan titik rawan di Sulsel. Titik-titik rawan yang dimaksud adalah daerah yang memiliki letak geografis sedikit sulit dijangkau dibandingkan dengan beberapa daerah lainnya. Wilayah rawan yang disebutkan itu yakni Kabupaten Kepulauan Selayar, Kabupaten Pangkep dan Luwu Utara.

"Pemetaan titik rawan secara geografis. Untuk wilayah ini kami mendahulukan untuk distribusi logistik, termasuk dukungan-dukungan lain termasuk kapal selalu kita siapkan back up," ujarnya.

Tak hanya itu, dalam Pemilu kali ini Andi Rian juga menyampaikan telah melakukan langkah preventif untuk menghadapi konflik yang bisa saja terjadi pasca Pemilu. Mulai dari mengajak seluruh toko agama, masyarakat dan akademisi untuk sama-sama menjaga situasi Sulsel tetap aman dan nyaman.

Adapun jika dalam Pemilu ini ada yang dinilai janggal, Andi Rian mengatakan semua pihak memiliki hak untuk mengajukan gugatan. Namun harus dilakukan sesuai prosedur yang ada.

"Kalau misal ada hal-hal yang dianggap jadi sengketa, mekanismenya jelas. Silakan layangkan gugatan dan sebagainya," tutur Andi Rian.

Sementara untuk jumlah personel yang dilibatkan dalam pengamanan Pemilu, khusus Polda Sulsel ada sebanyak 12 ribu personel dibackup dengan TNI dan Binmas. Ribuan personel itu melakukan pengamanan di 26.367 TPS di Sulsel .

"Pengamanan sudah kita siapkan khusus Sulsel, jadi seluruh Sulsel ini ada 26.357 TPS. Personel yang kita libatkan khusus untuk Polda saja sekitar 12.600 sekian orang. Itu di-backup teman-teman TNI dan Linmas, pemerintah daerah. Dan mudah-mudahan masyarakat juga ikut mendukung," ujar dia. (suryadi-isak pasa'buan/C)

  • Bagikan