Elektabilitas Tinggi, Airlangga Mampu Rangkul Anak Milenial di Pemilu 2024

  • Bagikan
Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto.

JAKARTA, RAKYATSULSEL - Partai Golkar mendapatkan apresiasi dari masyarakat pada pemilihan umum (Pemilu ) 2024.Hal ini terlihat dari naiknya elektabilitas partai Golkar dengan mendapatkan suara tertinggi di urutan kedua setelah partai PDI Perjuangan.

Dari data Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Sabtu 17 Februari 2024 pada pukul 19.30 WIB menunjukkan sudah terkumpul 51,28% suara dari seluruh Tempat Pemungutan Suara (TPS). Dari 18 parpol nasional, 9 diantaranya sudah mencapai ambang batas parlemen.

Sebagaimana hasil quick count, ada 8 partai politik tersebut yang memenuhi syarat ambang batas parlemen atau parlementiary threshold dan lolos ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI. Perolehan suara tertinggi diraih PDI Perjuangan. Partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu mendulang 16,36 persen suara. Selain itu, ada tiga partai politik lain yang perolehan suaranya di atas 10 persen yakni Partai Golkar (14,59 persen), Partai Gerindra (13,51 persen), dan Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB (10,73 persen).

Selanjutnya,Partai Nasdem menempati posisi kelima dengan perolehan angka 9,94 persen, lalu Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan perolehan suara 8,40 persen.

Kemudian, ada Partai Demokrat dengan 7,60 persen suara, dan Partai Amanat Nasional (PAN) yang mendapat 7,06 persen suara. Sementara, suara Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di bawah 4 persen, yakni 3,88 persen.

Pengamat politik Institute for Digital Democracy (IDD) Yogyakarta Bambang Arianto menilai bahwa naiknya elektabilitas partai Golkar pada Pemilihan Umum (Pemilu ) 2024 karena adanya pengaruh dari sosok Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto.

Bambang mengatakan, arah kepemimpinan Airlangga Hartarto dalam membawa kursi Golkar menjadi 14,59 persen sangat tinggi.

"Ya saya melihat arah kepemimpinan Airlangga Hartarto telah membawa kursi Golkar capai 14,59 persen, itu sangat tinggi dan ini pengaruh sosok beliau," kata Bambang kepada awak media, Senin (19/2/2024).

Bambang menyebutkan, pasca menurunnya perolehan suara Golkar dan ini adalah rebound pertama paska kepemimpinan Akbar Tanjung ditahun 2004 , saat ini partai Golkar terus naiknya elektabilitasnya dibawah kepemimpinan Airlangga Hartarto. Hal ini karena peran Airlangga dalam memilih kader yang tepat dan bergeraknya mesin politik yang tidak main-main membawa perubahan bagi partai Golkar.

"Pasca rebound pertama paska Akbar Tanjung,saat ini partai Golkar terus naiknya elektabilitasnya dibawah kepemimpinan Airlangga Hartarto. Hal ini karena peran Airlangga dalam memilih kader yang tepat dan bergeraknya mesin politik yang tidak main-main membawa perubahan bagi partai Golkar," ucap Bambang.

Menurut Bambang, citra Golkar dimata masyarakat saat ini semakin tinggi dan dipercaya sebagai partai yang mampu membawa perubahan dalam ekonomi. Selain sebagai Menteri perekonomian, Airlangga juga memiliki banyak kegiatan Golkar saat ini dalam kegiatan ekonomi, seperti UMKM bagi masyarakat dan kegiatan yang membantu perekonomian masyarakat.

"Tingkat kepercayaan dan citra Golkar di mata masyarakat tinggi elektabilitasnya, karena kegiatan Golkar saat ini telah menjalankan kegiatan ekonomi seperti UMKM bagi masyarakat dan kegiatan yang membantu perekonomian masyarakat," jelasnya.

Selain itu, Airlangga juga sebagai Ketum Golkar mampu merangkul anak muda masuk menjadi kader Golkar dan menarik suara anak muda pada pemilu 2024 ini.

"Airlangga mampu merangkul anak-anak mudah jadi kader Golkar dan menarik suara anak muda pada pemilu 2024 ini," bebernya.

Kata dia, solidnya antara Ketua Umum dan para kader sehingga mendongkrak elektabilitas Golkar terus naik pada pemilu 2024 ini.

"Solidnya Ketum dan kader sehingga mendongkrak elektabilitas partai Golkar yang tinggi pada pemilu 2024 ini," ucapnya.

Sebelumnya, lembaga survei Citra Network Nasional (CNN) menyampaikan hasil survei pilpres 2024 dimana pilihan parpol jika pemilu digelar hari ini, Golkar, PDIP dan Gerindra merajai posisi tiga besar. Di mana tingkat keterpilihan Golkar sebesar 17,3 persen, PDIP 16,9 persen, Gerindra 16,7 persen, PKB 10,7 persen, Nasdem 9,3 persen, Demokrat 8,1 persen, PKS 7,2 persen, PPP 2,9 persen, PAN 1,9 persen dan parpol lainnya dibawah 1 persen dan tidak memilih sebanyak 9,8 persen. (*)

  • Bagikan

Exit mobile version