Pj Gubernur DKI Pangkas Kuota Penerima KJMU, Berikut Ini Deretan Kebijakan Kontroversial Lainnya

  • Bagikan
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono

RAKYATSULSEL - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono terus menjadi sorotan belakangan di media sosial. Namanya bahkan viral beberapa kali di media sosial X. Netizen mulai "memburunya" saat masalah banjir yang sempat merendam puluhan ruas jalan di Jakarta.

Terbaru, nama Heru Budi kembali menarik perhatian usai ribuan mahasiswa mengeluhkan soal Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) yang dicabut haknya bagi ribuan mahasiswa lainnya.

Dengan serangkaian kebijakannya itu, Heru Budi bahkan mulai banyak diolok-olok netizen. Banyak netizen yang kemudian menyebutnya sebagai pemimpin yang wajahnya di mana-mana, tapi hasil kerjanya tak terlihat di mana saja.

Dalam perjalananya memimpin DKI Jakarta menggantikan Anies Baswedan, berikut beberapa kebijakan Heru Budi yang kontroversial.

1. Ubah Slogan Jakarta Kota Kolaborasi

Kebijakan kontroversial pertama dilakukan Heru Budi saat mengganti slogan "Jakarta Kota Kolaborasi" yang digunakan Anies saat menjabat sebagai orang nomor satu di Jakarta.

Diketahui kini slogan Jakarta menjadi "Sukses Jakarta untuk Indonesia" dari yang asalnya di era eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan adalah "Kota Kolaborasi".

  • Bagikan