Menggali Makna dan Jejak Jumat Agung: Perspektif Alkitab

  • Bagikan
Ilustrasi Kematian Yesus Kristus di Atas Kayu Salib untuk Menebus Dosa Umat Manusia

RAKYATSULSEL - Jumat Agung adalah hari raya umat Kristiani untuk memperingati penyaliban Yesus Kristus dan wafatnya di Golgota. Momen tersebut, juga dikenal sebagai Jumat Suci, Jumat Agung, atau Jumat Hitam.

Sementara itu, Triduum Paskah adalah periode tiga hari yang dimulai dengan Kamis Putih (Perjamuan Terakhir Yesus Kristus), mencapai puncaknya pada Malam Paskah, dan ditutup dengan doa malam pada Minggu Paskah.

Dilansir dari Cristiany.com, Jumat (29/3), Hari raya ini diperingati oleh agama Kristen, termasuk Katolik dan Ortodoks Timur, ikut merayakan Jumat Agung dengan berpuasa dan kebaktian gereja.

"Ibadah Penderitaan Besar Tiga Jam" diadakan dari siang hingga jam 3 sore, sesuai dengan durasi waktu yang dicatat dalam Alkitab sebagai kegelapan yang menyelimuti daratan pada saat kematian kurban Yesus di kayu salib.

Bagi umat Kristiani, Jumat Agung adalah hari penting dalam setahun karena merayakan apa yang kami yakini sebagai akhir pekan paling penting dalam sejarah dunia.

Paulus menganggap “yang paling penting” adalah bahwa Yesus mati karena dosa-dosa kita, dikuburkan, dan dibangkitkan pada hari ketiga, sesuai dengan janji Allah dalam Kitab Suci (1 Korintus 15:3).

Namun, mengapa menyebut hari kematian Yesus sebagai "Jumat Agung" alih-alih menamainya dengan "Jumat Buruk" atau sejenisnya?

Masih dikutip dari Christianity.com, nama Jumat Agung sangat tepat karena penderitaan dan kematian Yesus, meskipun mengerikan, menandai puncak dramatis dari rencana Allah untuk menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka.

Dengan cara yang sama, Jumat Agung adalah “baik” karena betapapun buruknya hari itu, hal itu harus terjadi agar kita dapat menerima sukacita Paskah. Jumat Agung menandai hari ketika murka dan belas kasihan bertemu di kayu salib. Itu sebabnya Jumat Agung begitu gelap dan baik.

Pada tahun 2024, Jumat Agung jatuh pada hari Jumat tanggal 29 Maret. Jumat Agung selalu merupakan hari Jumat tepat sebelum Paskah. Sebagai bagian dari Pekan Suci , Jumat Agung jatuh lima hari setelah hari raya umat Kristiani yaitu Minggu Palma , yang memperingati masuknya Kristus dengan penuh kemenangan ke Yerusalem.

Peristiwa Jumat Agung sendiri diceritakan dalam keempat Injil Perjanjian Baru. Menurut Injil, Yesus ditangkap di Taman Getsemani setelah Perjamuan Terakhir bersama murid-murid-Nya. Dia kemudian diadili di hadapan Pontius Pilatus (Yohanes 18: 12-14).

Ia kemudian diadili di hadapan Sanhedrin Yahudi, dan di sana ia dituduh melakukan penistaan agama. Dia kemudian dikirim ke Pontius Pilatus, gubernur Romawi di Yudea, yang menjatuhkan hukuman penyaliban atas permintaan para imam kepala Yahudi (Yohanes 18: 20-21).

Proses penyaliban Yesus pun termaktub dalam beberapa ayat dalam Alkitab. Salah satunya pada Surat Matius 27 ayat 32 sampai 44. Dari sana kita bisa melihat bagaimana proses penyaliban Yesus di Golgota atau dapat diartikan sebagai "tempat tengkorak".

Di surat lain, tepatnya Lukas ayat 33-34, diceritakan bahwa Yesus dibawa ke Kalvari, di mana Dia disalibkan di antara dua pencuri. Dia digantung di kayu salib selama enam jam, selama waktu itu Dia mengucapkan tujuh kata terakhir. Sekitar pukul 15.00, Dia menyerahkan roh-Nya.

Deskripsi singkat: artikel ini memberikan terkait sejarah dan makna dari Jumat Agung sebelum Paskah. Artikel ini menjelaskan secara ringkas mengenai bagaimana proses penyaliban Yesus hingga penamaan Jumat Agung itu sendiri. Pada artikel ini juga penulis menukil beberapa ayat alkitab yang menggambarkan peristiwa tersebut. (jp/raksul)

  • Bagikan

Exit mobile version