MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Ancang-ancang menuju kontestasi pemilihan kepala daerah di Sulawesi Selatan terus menghangat. Figur-figur potensial yang diprediksi akan ikut bertarung baik untuk bakal calon gubernur maupun calon wakil gubernur terus mengemuka. Simulasi nama-nama pasangan yang disebarkan ke publik, turut mewarnai perhelatan yang akan berlangsung pada 27 November 2024.
Untuk posisi calon gubernur, tersebut beberapa nama yang kerap diperbincangkan oleh masyarakat. Mantan Gubernur Andi Sudirman Sulaiman diprediksi kembali akan maju. Wali Kota Makassar Danny Pomanto juga mulai tebar pesona.
Bahkan, Partai Golkar, jauh-jauh hari telah mengeluarkan rekomendasi kepada kader seperti Nurdin Halid (belakangan mundur), Ilham Arief Sirajuddin, Taufan pawe, Adnan Purichta Ichsan, dan Indah Putri Indriani.
Partai NasDem Sulsel belum merilis kandidat, meski publik banyak mendorong Rusdi Masse untuk tampil di panggung kontestasi. Adapun, Partai Gerindra Sulsel juga tak menyebut nama, tapi memastikan akan mengutamakan kader internal.
Di posisi bakal calon wakil gubernur, sejumlah figur potensial dinilai cocok untuk menempati posisi ini. Tersebutlah nama Fatmawati Rusdi, Adnan Purichta Ichsan, dan Indah Putri Indriani.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Nurdin Halid menyebut partai tengah mempertimbangkan peluang Indah Putri Indriani untuk diusung baik sebagai calon gubernur maupun bakal calon wakil gubernur.
"Dia dikenal sebagai tokoh perempuan yang energik dan berpengalaman di dunia pemerintahan dan politik," ujar Nurdin, Selasa (23/4/2024).
Menurut dia, pertimbangan utama Golkar untuk mengusung Indah adalah pengalaman dan rekam jejaknya sebagai selama menjabat sebagai Bupati Luwu Utara. Dia mengatakan, Indah yang solid dalam mengelola berbagai pemerintahan dan program pembangunan di daerah tersebut.
"Selain itu, reputasinya yang kuat dalam membangun hubungan yang baik dengan masyarakat, juga menjadi faktor penting yang layak dipertimbangkan Partai Golkar," beber Nurdin.
Meskipun belum ada keputusan resmi dari Golkar, namun spekulasi mengenai kemungkinan dukungan partai terhadap Indah Putri Indriani terus menjadi perbincangan hangat di kalangan politisi dan masyarakat Sulawesi Selatan. Hal ini menandakan bahwa potensi pencalonan Bupati Luwu Utara dua periode di Pilgub Sulsel mendapat sambutan positif.
Menurut Nurdin, Indah satu-satunya kader perempuan Partai Golkar di Sulsel yang menerima mandat dari partai untuk maju di Pilgub Sulsel.
Figur calon wakil gubernur potensi lainnya adalah Fatmawati Rusdi. Sebelumnya, Ketua NasDem Sulsel Rusdi Masse membuka peluang kepada istrinya tersebut untuk maju di Pilgub Sulsel 2024. Dia menyebut Fatma bisa mendampingi siapa saja.
"Bisa (menjadi calon wakil gubernur) mendampingi siapa saja, sepanjang mau," kata Rusdi.
Publik sempat melihat sebuah flyer yang menyandingkan Fatmawati berpasangan dengan Andi Sudirman Sulaiman. Rusdi mengatakan, hal tersebut masih berupa wacana yang dilempar oleh pihak tertentu ke publik.
"Itu belum benar. Belum ada nama yang kami keluarkan dari NasDem," ujar Rusdi di acara NasDem Mendengar, pada Sabtu malam, akhir pekan lalu.
Meski begitu, Rusdi juga mengakui sempat melakukan pertemuan dengan kakak Andi Sudirman yakni Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (AAS) di Makassar. Meski begitu, kata Rusdi, pertemuan itu tidak dalam rangka membicarakan mengenai politik menuju Pilgub Sulsel.
Partai NasDem Sulsel lebih leluasa mengusung kandidat karena memiliki perolehan 17 kursi di DPRD Sulsel pada Pemilu lalu. Dengan jumlah itu, NasDem Sulsel bisa mengusung tanpa harus berkoalisi dengan partai lain.
Lantas bagaimana dengan peluang Adnan Purichta Ichsan? Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Makassar, Andi Luhur Prianto menilai, status kepala daerah milenial ini bakal menjadi rebutan partai untuk memenangkan Pilgub Sulsel 2024.
"Adnan merupakan figur paling diunggulkan karena memiliki variabel keunggulan yang komplit. Adnan meraih rekor kemenangan tertinggi pilkada sepanjang sejarah," ujar Luhur.
Menurut dia, Adnan sebagai kepala daerah itu telah berpengalaman memimpin dengan rekam jejak kepemimpinan yang terukur. Wajar saja kalau bila menyimpan asa untuk level kepemimpinan lebih tinggi. "Saya yakin Adnan punya peluang untuk Pilgub Sulsel," kata dia.
Dia menjelaskan, pemimpin muda ini punya geopolitik sebagai representasi kalangan milenial, yang punya posisi strategis di setiap momentum politik di kontestasi Pilgub Sulsel 2024.
Direktur Eksekutif Parameter Publik Indonesia (PPI), Ras MD mengatakan Adnan dan Indah akan menjadi rebutan jika keduanya maju di Pilgub 2024. Menurut Ras, variabel figur ini cukup ideal untuk konteks Pilgub Sulsel. Sebut saja Adnan. Ia Bupati Gowa dua periode, merepresentasi kelompok milenial di Gowa dan kabupaten itu punya basis terbesar ketiga setelah Makassar dan Bone, serta teritori Adnan punya nilai histori di Pilgub Sulsel.
Sedangkan, Indah pun demikian. Bupati Luwu Utara dua periode ini adalah figur perempuan yang patut diperhitungkan. Daya pikatnya di pemilih perempuan jadi jualan tersendiri. Ditambah lagi teritorinya yang merepresentasi Luwu Raya.
"Siapa pun yang berhasil berpasangan dengan salah satu figur itu, tentu akan jadi pasangan kuat di Pilgub Sulsel nanti," ujar Ras.
Contohnya, lanjut Ras, jika ketiga figur di atas pasangan sama figur maju Pilgub 2024, tentu kansnya lebih besar.
"Jadi, termasuk Fatma, Adnan maupun Indah, akan jadi primadona di Pilgub Sulsel mendatang," imbuh Ras.
Pengamat politik dari Universitas Hasanuddin Adi Suryadi Culla menilai tiga partai peraih suara tertinggi (Nasdem, Golkar, dan Gerindra) itu diprediksi akan mengusung figur sendiri sebagai calon gubernur. Sebab, mereka juga punya punya nama-nama besar di internal partai.
"Misalnya di NasDem, figur utamanya adalah Rusdi Masse. Sebab, selama ini dia menjadi simbol partai dan secara struktural, kekuatan kepartaian ada di tangannya," ujar Adi.
Begitu juga dengan Golkar, nama Nurdin Halid sudah lebih dulu tersohor dibanding yang lain. Sebab, dia adalah figur yang sudah pernah ikut kontestasi Pilgub Sulsel, sementara yang lain baru akan mencoba.
"Adnan juga bisa, selain dua nama tersebut, masih ada nama Taufan Pawe yang patut diperhitungkan. Sebab, dia memang punya unsur pendukung yang bisa menopang namanya baik di perhelatan Pilgub Sulsel," imbuh Adi.
"Karena ada pengaruh terhadap struktur partai ke bawah dan vertikal ke DPP. Saya rasa tiga nama itu perlu disebutkan oleh DPP," sambung dia.
Sementara itu, lanjut Adi, meski PDIP kalah telak di Sulsel, tetapi Danny juga masih bisa maju lewat skema koalisi. Danny, kata Adi, arus diperhitungkan dan tidak boleh dilupakan.
"Apalagi selama ini Danny sudah melakukan orientasi politik di daerah, karena diuntungkan juga dengan posisi sebagai kepala daerah dan jabatan komunitas lainnya," ucap Adi.
Bahkan, kata dia, Danny bisa saja berpasangan dengan Adnan. Tetapi butuh kerja keras, karena harus melihat komposisi partai pendukung. Mengingat, PDIP butuh koalisi lebih banyak untuk mencukupi syarat maju.
"Begitu juga bisa saja pasangan selain Adnan, figur Fatma simbol ADAMA jilid II, atau Indah sebagai figur representasi dari Luwu Raya. Danny sudah dua periode di Makassar, dan saya kira dia layak naik kelas," kata Adi.
Dia menilai akan ada konfigurasi karena sulitnya pilihan figur utama. Sehingga, potensi orang nomor dua bisa saja muncul dari partai koalisi. Sebab, 02 juga akan ikut berpengaruh.
"Kalau lihat bisa tiga pasangan bisa juga lebih. Tapi problemnya ada dua. Pertama mencari koalisi dan kedua menentukan figur yang akan disandingkan sebagai tandem politik calon gubernur," imbuh dia.
Sementara, pengamat politik dari UIN Alauddin Makassar, Suharto, menilai bahwa dinamika Pilgub Sulsel masih dinamis. Menurut dia, potensi dan peluang figur-figur yang akan bertarung masih saling menjajaki peluang. Apalagi masing-masing parpol mendahulukan merebut kursi di daerah hingga tingkat Provinsi.
"Pilgub 2024 memang masih sangat dinamis karena beberapa tokoh-tokoh politik yang digadang-gadang memiliki kompetensi memimpin sulsel lima tahun mendatang," kata dia.
Terkait dengan peluang Pilgub 2024, Indah dan Adnan, sebagai kader Beringin yang masing-masing memiliki pengalaman di daerah.
Namun, jika kelak partai mengamanahkan untuk mengisi kancah pilgub entah 02 ataupun lainya. Keputusan di tangan partai karena ada mekanisme tersendiri.
"Pilgub memang masih sangat dinamis karena beberapa tokoh-tokoh politik yang digadang-gadang memiliki kompetensi untuk memimpin Sulsel lima tahun mendatang," kata dia. (suryadi/B)