Andi Tenri Liwang Resmi Kembalikan Formulir Cabup di PKS

  • Bagikan
Andi Tenri Liwang didampingi timnya saat mengembalikan formulir di Sekretariat PKS Enrekang.

ENREKANG, RAKYATSULSEL - Nama Andi Tenri Liwang La Tinro mencuat sebagai tokoh muda potensial dalam perebutan kursi orang nomor satu di Enrekang. Sabtu (27/4)

Namanya bahkan disejajarkan dengan beberapa tokoh muda yang sebelumnya telah ada di kancah perpolitikan Massenrempulu yang juga digadang akan bertarung pada pilkada mendatang. 

Sebut saja Yusuf Ritangnga, kader partai NasDem yang pada pileg Februari lalu berhasil menjadi caleg terpilih di DPRD Provinsi dengan raihan suara yang cukup signifikan. 

Juga nama Mitra Fakhruddin, anak dari mantan bupati dua periode, Muslimin Bando yang merupakan tokoh politik muda yang saat ini menjabat sebagai anggota DPR RI dari Partai Amanat Nasional. 

Selain itu, ada nama ketua DPD Golkar Enrekang, Irpan. Dirinya dinilai memiliki potensi cukup baik sebagai ketua partai dengan modal empat kursi dari raihan pileg baru-baru ini. 

Ditemui Rakyat Sulsel, Tenri Liwang mengaku telah mengembalikan formulir dengan seluruh kelengkapan berkas yang telah dipersyaratkan di Partai Keadilan Sejahtera (PKS). 

"Ini sebagai wujud komitmen kami untuk memenuhi persyaratan administrasi. Juga menunjukkan keseriusan dalam membangun komunikasi sebagai proses persiapan pertarungan mendatang," kata Tenri Liwang. 

Dilanjutkan, pihaknya terus membangun komunikasi politik bersama partai lain untuk bisa membangun peta koalisi yang mumpuni untuk menghadapi pilkada mendatang.

Ditanya alasannya untuk ikut bertarung, dirinya mengaku miris melihat kondisi daerah yang mengalami kesulitan keuangan dan sektor pelayanan kesehatan yang saat ini masih banyak dikeluhkan oleh masyarakat. 

"Terbaru, pembayaran sertifikasi guru saja masih belum tuntas dibayarkan. Padahal guru adalah tonggak peningkatan sumber daya manusia kita di daerah," kata Tenri Liwang. 

Demikian, pihaknya masih terus mendengar aspirasi dari masyarakat soal amburadulnya pelayanan kesehatan. Beberapa hal menjadi alasannya, ketersediaan obat, minimnya dokter ahli juga kondisi infrastuktur rumah sakit yang memprihatinkan. (Fadli)

  • Bagikan

Exit mobile version