Berikut Terdapat 5 Tanda Karateristik Orang Perfeksionis

  • Bagikan
Ilustrasi: Seorang Perempuan yang Perfeksionis

RAKYATSULSEL - Apakah Anda termasuk orang yang selalu merasa perlu mencapai tingkat kesempurnaan dalam segala sesuatu hal yang Anda lakukan? Atau mungkin Anda mengenal seseorang yang tampaknya tak pernah puas dengan hasil karyanya karena terus-menerus mengejar standar yang tinggi? Jika ya, kemungkinan besar Anda atau orang tersebut adalah seorang perfeksionis.

Perfeksionis, meskipun sering dipandang sebagai kualitas positif, sebenarnya dapat memiliki dampak yang cukup negatif bagi kehidupan pribadi orang tersebut.

Dari ketelitian yang ekstrem hingga standar yang tidak realistis, karakteristik orang perfeksionis dapat dianalisis dari yang tampak terlihat hingga yang lebih tersembunyi di balik tirai kehidupan sehari-hari.

Dalam artikel ini, kita akan mengungkap lima karakteristik utama orang-orang yang mengidentifikasi diri mereka sebagai orang perfeksionis. Dari obsesi terhadap detail hingga kesulitan menerima kegagalan, mari kita lihat lebih dalam bagaimana pola pikir dan perilaku ini memengaruhi kehidupan sehari-hari secara sadar ataupun tidak.

Dilansir dari Cleveland Clinic, pada Jumat (3/5), terdapat 5 tanda karakteristik orang perfeksionis, yaitu sebagai berikut :

1. Memiliki Standar yang Sangat Tinggi
Anda berusaha tidak hanya untuk mencapai 100%, tetapi 150% keberhasilan dalam segala hal yang Anda lakukan. Itu mungkin merupakan salah satu tanda bahwa Anda adalah seorang yang perfeksionis. Tidak hanya itu, tetapi Anda juga mungkin memberikan tekanan pada diri sendiri untuk memenuhi standar yang tinggi tersebut.

Dengan kata lain, standar Anda adalah kompas yang berfungsi untuk memandu Anda dalam banyak hal. Jika hal-hal tidak sesuai dengan yang Anda harapkan atau rencanakan, kemungkinan besar Anda merasa tidak nyaman atau merasa perlu mengatur dan menyesuaikan hal-hal.

2. Ingin Selalu Teratur dan Terorganisir
Tanda lain dari perfeksionisme adalah keinginan untuk selalu memiliki struktur dan keteraturan yang konsisten. Hal ini bisa muncul dalam bentuk seseorang yang sangat peduli tentang kebersihan dan kerapihan, layaknya menjaga meja tetap bersih atau merapihkan tempat tidur setiap pagi. Lebih dari sekadar terorganisir, seorang perfeksionis akan berusaha agar struktur atau kerapihan tersebut selalu mencapai standar mereka.

3. Sangat ambisius tentang tujuan
Dengan Anda Memiliki standar yang tinggi sebenarnya terdapat manfaatnya juga. Ini dapat membantu dalam meningkatkan skill atau keterampilan mereka, meskipun sejatinya, tidak ada hal yang benar-benar menjadi sempurna.

Sisi positif dari perfeksionisme adalah bahwa seringkali membuat orang bekerja sangat keras, dan sangat termotivasi. Kebanyakan dari orang yang perfeksionis juga memiliki kepribadian yang gigih. Mereka terus bekerja untuk membuat segala sesuatunya menjadi lebih baik dan lebih baik.

Misalnya, hal yang biasa bagi musisi, atlet, dan bahkan dokter untuk memiliki kecenderungan perfeksionis. Jenis-jenis karier ini sering membutuhkan sejumlah disiplin diri dan komitmen, jadi wajar bagi orang yang mengejarnya untuk selalu berusaha untuk meningkatkan diri.

4. Kesulitan melupakan kesalahan kecil
Jika Anda terus-menerus kepikiran akan setiap kesalahan yang pernah Anda buat, terutama lebih dari orang lain di sekitar Anda, itu bisa menjadi tanda lain dari perfeksionisme. Dan sekali lagi, menyadari kesalahan bisa menjadi hal positif. Tapi ketika itu terlalu ekstrim, itu bisa menyebabkan stres.

5. Rentan Menjadi Prokrastinator
Prokrastinator adalah orang-orang yang sering menunda-nunda dalam menuntaskan sesuatu, misalnya seperti tugas, kerjaan, dan semacamnya. Penundaan ini dapat dianggap sebagai konsekuensi umum dari perfeksionisme.

Ini mungkin terdengar mengejutkan karena Anda mungkin menganggap seorang perfeksionis selalu cepat membereskan tugas-tugas mereka — tetapi pada kenyataannya, perfeksionisme dalam banyak kasus dapat menyebabkan menunda-nunda.

Hal tersebut mungkin terjadi akibat Anda terlalu terpaku pada hasil dari apa yang Anda lakukan, daripada prosesnya. Begitu Anda terlalu fokus pada hasil akhir, itu dapat menyebabkan kecemasan dan bahkan menghindari tugas yang sedang dihadapi.

Dengan tingkat perfeksionisme yang ekstrem, tugas tersebut dapat terasa sangat menakutkan dan menciptakan banyak kecemasan atau stres, yang mengarah pada efek domino dari menghindari karena ada rasa takut untuk memulai dan kemudian, tugas ini terasa tidak bisa diselesaikan.

Perfeksionisme memang memungkinkan bisa menjadi sumber motivasi dan dorongan untuk meraih kesuksesan yang tinggi. Namun, seperti yang telah kita bahas, perfeksionisme yang terlalu ekstrim juga bisa memiliki dampak negatif yang signifikan pada kesejahteraan mental dan emosional seseorang. Penting untuk menemukan keseimbangan yang sehat antara ambisi untuk mencapai yang terbaik dan kemampuan untuk menerima kesalahan dan kekurangan kita.
(jp/raksul)

  • Bagikan