"Kenapa bisa baru satu hari masuk, langsung ada program unggulan penanaman sukun di tempat umum? Ini juga bisa membahayakan lalu lintas dan merusak jalur kabel PLN jika pohon sukun sudah besar. Jangan setiap pergantian pejabat selalu ada program baru yang berbeda. Kita ingin program yang berkesinambungan dan berkelanjutan," terangnya.
Sebagai warga Sulbar, Hasrat mempertanyakan urgensi penanaman sukun, sementara sudah ada program-program yang familiar dengan masyarakat Sulbar yang digagas oleh PJ Gubernur sebelumnya.
"Bukan kita protes, tapi kita mempertanyakan apa urgensinya penanaman sukun. Kita mau program yang terencana dan fokus," tambahnya.
Lukman menilai program ini tidak melalui kajian yang memadai. Seharusnya, Kepala Dinas Perkebunan Sulbar yang mengatur semuanya. "Fasilitas umum sebaiknya ditanami bunga-bunga cantik. Kalau sukun, dimana seninya? Jangan sampai nanti menjadi ikon sukun, ini aneh juga," ujarnya.
"Kita sangat salut kepada PJ Bahtiar jika menyiapkan bibit unggulan untuk kakao, karena kakao saat ini sangat mahal dan menjanjikan untuk masyarakat. Harusnya kakao yang beliau kembangkan. Kalau sukun, harganya murah di Sulbar," pungkasnya. (Sudirman)