MAKASSAR, RAKSUL - Sukses menggelar nonton bareng (Nobar) film Laporan Pane pada Senin, 24 Juni 2024, Pengurus MD KAHMI Makassar akan menggelar nobar kedua kalinya pada Senin, 1 Juli 2024.
Hal ini diutarakan Ketua Umum MD Kahmi Makassar Prof. Dr. H. A. Pangerang Moenta, Senin 25 Juni usai nobar film Laporan Pane bersama Pj Gubernur Sulsel yang juga kader HMI, Prof Zudan Arif Fakrulloh.
Selain itu, turut hadir Sekda Kota Makassar Firman Hamid Paggara yang mewakili Walikota Makassar Moh Ramdhan Pomanto, Kapolrestabes Makassar dan Ketua DPRD Sulsel Ina Kartika Sari.
Ia mengungkapkan, tujuan utama nobar ini selain silaturahmi juga untuk mengetahui tahap demi tahap lahirnya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang didirikan oleh Lafran Pane.
" HMI Selama ini dikenal dalam bentuk pelatihan dan sekarang HMI bisa dikenal dalam bentuk dunia digital karena sudah difilmkan," ujarnya.
Rencananya, akan digelar lagi nobar berikutnya pada 1 Juli mendatang. Seperti diketahui yang hadir dalam nobar ini hanya 139 pengurus sedangkan pengurus Kahmi Makassar lebih dari 200 orang.
"Terpenting, orang HMI harus ikut nobar karena harus mengetahui kisah pendirian HMI," ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Umum MD Kahmi Makassar, Andi Sri Hastuti Sultan juga membenarkan akan digelar lagi nobar berikutnya.
"Kita akan buat lagi nonton bareng mungkin sebanyak empat kali lagi dan semua disponsori MD KAHMI Makassar," ujarnya.
Seperti diketahui, HMI didirikan oleh Prof Lafran Pane pada tanggal 5 Februari 1947.
Organisasi ini menjadi wujud aktualisasi dari pandangannya tentang Islam dan Indonesia.
Lafran Pane mengatakan bahwa agama Islam bukan hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, melainkan juga dengan manusia satu sama lain.
Dengan mendirikan HMI, Islam mendapat peran yang lebih tinggi di antara mahasiswa. Adanya HMI ini juga menjadi ide persatuan umat Islam yang mengikis meningkatnya fanatisme suatu kelompok.
Beberapa nama lain yang disebut sebagai pendiri HMI, antara lain: Kartono Zarkasy (Ambarawa), Dahlan Husein (Palembang), Siti Zainah (Palembang), Maisaroh Hilal (cucu pendiri Muhammadiyah KH. Ahmad Dahlan, Singapura), Soewali (Jember), Yusdi Gozali (Semarang, juga pendiri PII), M. Anwar (Malang), Hasan Basri (Surakarta), Marwan (Bengkulu), dan Tayeb Razak (Jakarta).
Prof Lafran Pane adalah Guru Besar ilmu tata Negara Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga yang lahir pada 5 Februari 1922 di Sipirok, Padang Sidempuan, salah satu daerah di Sumatra.
Ia merupakan anak keenam dari keluarga Sutan Pangurabaan Pane.
Keluarga besar Lafran Pane adalah keluarga sastrawan dan seniman yang banyak menulis novel, seperti kedua kakak kandungnya, Sanusi Pane dan Armijn Pane. (*)