TAKALAR, RAKYATSULSEL - Kabupaten Takalar merasa bangga karena menjadi salah satu lokasi pelaksanaan The 7th International Culture Program (ICP) 2024, yang diselenggarakan di Puntondo, Kecamatan Mangarabombang, Minggu, 7 Juli 2024.
Pj. Bupati Takalar, Dr. Setiawan Aswad, M.Dev., Plg., didampingi Pj. Ketua TP. PKK Kabupaten Takalar, menerima kunjungan dari Kantor Urusan Internasional Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar di Rumah Jabatan Bupati. Kunjungan ini terkait dengan pelaksanaan ICP 2024 yang akan berlangsung pada 3-10 Juli di Kota Makassar dan Kabupaten Takalar dengan tema "Exploring South Sulawesi Maritime Culture".
Dalam sambutannya, Dr. Setiawan Aswad menjelaskan bahwa Kabupaten Takalar terletak di bagian selatan Provinsi Sulawesi Selatan, berjarak 40 km dari Kota Makassar, dan merupakan bagian dari kawasan metropolitan Mamminasata.
Takalar memiliki garis pantai yang panjang dan mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani dan nelayan, dengan sektor pertanian, budaya, perikanan, dan perkebunan sebagai sumber ekonomi utama. Takalar juga memiliki Proyek Strategis Nasional Bendungan Pamukkulu yang diresmikan oleh Presiden RI.
"Kami memiliki kawasan industri Laikang yang berdekatan dengan PPLH Puntondo. Kawasan ini awalnya didedikasikan untuk pertanian, tetapi kemudian dialihfungsikan menjadi area industri untuk mendorong perekonomian Takalar," tambah Dr. Setiawan.
Ia juga menyebutkan beberapa kerajaan lokal yang ada di Takalar, seperti Kerajaan Laikang, Galesong, Polongbangkeng, dan Sanrobone, yang dapat menjadi destinasi wisata.
"Kami berharap program ICP ini dapat memperkenalkan budaya Takalar ke mancanegara," pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Dosen Unhas Makassar, Andi Masyitha Irwan, S.Kep., Ns., MAN., PhD, menjelaskan bahwa Kantor Urusan Internasional Unhas Makassar menyelenggarakan ICP 2024 yang diikuti oleh 70 peserta dari 32 negara. Kegiatan ini berlangsung di dua lokasi utama, yakni Kampus Unhas dan PPLH Puntondo di Kabupaten Takalar.
"Peserta akan mempelajari kehidupan budaya masyarakat maritim dan melakukan kegiatan lapangan untuk mengamati langsung kehidupan masyarakat pesisir di Takalar, termasuk budidaya rumput laut," jelas Andi Masyitha.
Ia juga menambahkan bahwa tujuan program ini adalah untuk memahami budaya lokal dan menciptakan perdamaian dunia melalui generasi muda yang berpartisipasi dalam program ini. (Supahrin)