Pengeroyokan Perantau di Makassar Terungkap, Pelakunya Pelajar dan Tuna Rungu

  • Bagikan
Kapolsek Tamalate AKP Aris Berikan Keterangan Pers Soal Pengeroyokan Perantau. (Isak/A)

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Aksi pengeroyokan terhadap seorang pemuda perantau di Jalan Mappaodang, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, Sabtu (20/7) lalu, berhasil diungkap Unit Reskrim Polsek Tamalate.

Peristiwa pengeroyokan yang sempat viral di sosial media (sosmed) ini diketahui berlangsung sekitar Pukul 21.00 WITA. Namun korbannya baru melapor ke polisi keesokan harinya, Minggu (21/7).

Kapolsek Tamalate AKP Aris Sumarsono mengatakan, setelah dilakukan penyelidikan pihaknya berhasil mengungkap kasus ini. Dimana pertama kali diamankan tiga orang terduga pelaku, dan setelah dilakukan pengembangan kembali diamankan dua orang lainnya.

Kelima pria terduga pelaku yang diamankan itu disebut masih remaja. Empat orang lainnya masih bersatu pelajar, sementara satu orang merupakan anak disabilitas rungu, atau mengalami ketidakmampuan bicara.

"Setelah kami lakukan tindakan penyelidikan kami tetapkan bahwa telah terjadi penganiayaan secara bersama-sama. (Pelakunya) terdeteksi masih anak-anak. Ada anak sekolah sebanyak empat orang, satu lainnya anak yang tidak berkecukupan, tuna rungu, tidak bisa bicara," kata AKP Aris Sumarsono ditemui di kantornya, Jumat (26/7).

Disebutkan Aris, semua pelaku menyerahkan diri setelah dilakukan komunikasi dengan orang tua dan keluarganya. Pertama menyerahkan diri tiga orang, kemudian disusul dua orang menyerahkan diri ke Polsek Tamalate, siang tadi, Jumat.

"Tadi malam tiga orang pelaku menyerahkan diri, tadi siang dua orang setelah kami dekati orang tua atau keluarga pelaku," sebutnya.

Aris menjelaskan, kronologi kasus pengeroyokan ini terjadi akibat adanya kesalahpahaman antara korban dan pelaku. Dimana bermula saat korban merokok di tepi jalan.

Saat rokok yang dihisap korban mulai habis, iapun menjentikkan puntung rokoknya. Hanya saja, puntung rokok yang dibuang korban itu mengenai seorang anak kecil yang kebetulan melintas di depannya.

Berangkat dari situlah, si anak kecil yang diperkirakan usianya masih tujuh tahun itu menceritakan kejadian yang dialaminya kepada seorang omnya yang juga masih anak-anak.

"Ini anak yang kena puntung rokok kemudian melapor ke omnya yang juga masih anak-anak, sehingga didatangilah ini korban dan terjadi penganiayaan secara bersama-sama," ungkapnya.

Meski demikian, karena kasus ini melibatkan anak-anak yang masih berstatus pelajar aktif dan juga seorang berkebutuhan khusus maka pihak kepolisian mengupayakan langkah Restoratif Justice.

"Sementara kita upayakan untuk mediasi, sambil berkomunikasi dengan dinas sosial," ujarnya.

Untuk diketahui, kasus ini sempat viral di sosial media. Ada dua pemuda jadi korban pengeroyokan sejumlah pemuda di Kota Makassar.

Tampak dalam rekaman video yang diunggah akun Instagram, makassar_iinfo, para pelaku terlihat beringas mengeroyok korban. Satu dari kedua pemuda yang menjadi korban, terlihat berlumuran darah di bagian hidung.

"Pak mohon adilnya pak, saya ini anak perantau. Mohon adilnya, masa saya diginiin," ucap korban pengeroyokan itu.

"Kalau di kampung saya juga, mau diginiin?," sambungnya lagi dengan kondisi hidung berlumuran darah. (Isak/B)

  • Bagikan