Sebagai inisiatif untuk mendukung percepatan perluasan pengembangan sapi perah nasional, program kemitraan ini memiliki empat strategi besar, yaitu meningkatkan kapasitas praktek peternakan sapi perah dan pengolahan susu segar, termasuk pengembangan bisnis terkait, kedua, menguatkan infrastruktur dalam peningkatan kualitas susu, kemudian uji coba dan inovasi, termasuk regenerasi sapi perah dan pencatatan digital atas kuantitas/kualitas susu dan kesehatan ternak, dan aksi mitigasi dan resiliensi atas perubahan iklim melalui biogas dan penyediaan sarana air bersih.
Program kemitraan yang telah diadakan Sarihusada diharapkan secara nyata dapat berdampak baik terhadap berbagai pihak yang terlibat dalam produksi susu sapi segar di daerah Daerah Istimewa Yogyakarta juga Provinsi Jawa Tengah.
Government and External Scientific Affairs Director Danone Indonesia Rachmat Hidayat menjelaskan bahwa program pemberdayaan peternak dan koperasi ini bertujuan untuk meningkatkan pasokan juga kualitas susu yang masih terbatas, sejalan dengan upaya meningkatkan penghasilan keluarga peternak, termasuk meningkatkan keuntungan di rantai bisnis koperasi.
“Meski program ini masih terus berjalan hingga penghujung tahun 2025, namun dampak positif dari penerapan praktek peternakan sapi perah yang baik, termasuk pengobatan dan vaksinasi pasca wabah PMK, serta arisan sapi; telah terlihat diantaranya adalah peningkatan kadar protein susu sebesar 15,2% dari dua koperasi yang didampingi. Keberhasilan program ini kedepannya tentu tidak lepas dari kerjasama berbagai pihak,” katanya.
Dalam lokakarya, dijelaskan bahwa dalam satu tahun penyelenggaraan program telah diadakan pelatihan dan penyuluhan yang lebih rutin yang berimbang dengan mempelajari teori juga mengadakan praktek langsung.
“Kami merasakan manfaat yang nyata lewat program ini, sebagai koperasi kami lebih memahami manajemen bisnis dan peternakan yang lebih tertata. Produksi susu juga mengalami peningkatan hingga 23% dengan kualitas yang juga lebih baik. Kedepannya, kami juga terus berupaya meningkatkan produktivitas susu dengan menyediakan bibit sapi perah yang dikelola oleh Koperasi di kandang pembesaran pedet. Kami juga akan fokus untuk melakukan pendampingan kesehatan ternak dan pengelolaan keuangan bagi peternak rakyat,” kata Ketua Pengurus KJUB Puspetasari Joko Purnomo.
Tidak hanya fokus kepada aspek peningkatan produktivitas ternak dan koperasi, program ini juga turut memastikan terkelolanya dampak peternakan sapi perah rakyat terhadap perubahan iklim.
“Dengan pelatihan dan akses pembiayaan yang menarik, produksi susu yang ramah lingkungan pun dapat dilakukan melalui pembangunan biodigester, dimana sanitasi kandang turut terjaga, sekaligus menjadi aksi mitigasi dan adaptasi atas perubahan iklim, dan sebaliknya pemanfaatan biogas ataupun bioslurry justru membantu praktek peternakan yang lebih efisien,” kata Direktur Eksekutif Yayasan Rumah Energi Sumanda Tondang selaku mitra pelaksana program kemitraan bersama Sarihusada ini. (jpnn)