Dua SMA di Makassar Diserang OTK, Jendela Sekolah hingga Kendaraan Warga Alami Kerusakan

  • Bagikan
Kaca Sekolah Pecah Usai Diserang OTK. (Isak/A)

“Sudah ada juga tadi polisi ambil beberapa barang bukti batu. Kalau proses belajar mengajar tetap berlangsung. Kami sampaikan ke murid ini bukan urusan mereka. Kita serahkan penyelidikan ke pihak kepolisian. Belajar tetap jalan dan jangan terprovokasi," kata Aco.

Aco mengaku heran tempatnya mengajar atau SMAN 8 Makassar diserang, padahal salam ini siswa siswinya tidak pernah bermasalah dengan pihak luar.

“Kami juga heran kenapa sekolah kami diserang. Padahal kami tidak pernah ada masalah dengan sekolah lain. Tidak pernah ada musuh. Kami harap secepatnya pelaku tertangkap supaya kami tidak merasa resah," sebutnya.

Sementara Humas SMAN 2 Makassar, Arif saat diwawancara membenarkan adanya penyerangan di sekolah berdasarkan hasil rekaman CCTV.

“Benar, penyerangan memang terlihat di rekaman CCTV. Tetapi sekolah kami tidak ada masalah, ” kata Arif.

Arif bilang, untuk bangun sekolah SMAN 2 Makassar tidak mengalami kerusakan, namun dua mobil warga yang terparkir di depan jalan masuk sekolah mengalami kerusakan.

“Tidak ada kerusakan sama sekali. Yang terlihat di CCTV itu adalah mobil warga dengan sengaja dia rusak. Mobil yang warna hitam itu masih ada di luar, “sebut Arif.

Diungkapkan Arif, sepengetahuannya para siswa SMAN 2 Makassar tidak pernah memiliki masalah dengan pihak luar. Dirinya pun kaget setelan mengetahui adanya aksi penyerangan itu.

“Sebelumnya tidak ada masalah, justru ketika kami mendengar penyerangan ini, kita konsolidasi dan imbau kepada siswa dan kami semua waspada. Alhamdulilah kita kolaborasi semua pihak, tidak ada masalah,” sebutnya.

Karena tidak ada kerusakan pada bangunan sekolah, Arif mengatakan bahwa pihak sekolah tidak membuat laporan resmi kepada pihak kepolisian.

“Apa yang kami lapor kalau tidak ada kerusakan. Justru yang harus melapor itu yang punya mobil," katanya.

Arif menjelaskan, dirinya juga tidak bisa menyebut penyerangan itu merupakan teror, karena ia menganggapnya bukan masalah berarti.

“Kami tidak bisa menyebut ini teror, yang jelas kami anggap tidak ada masalah,” pungkasnya.

  • Bagikan