Manjain Si Imut merupakan gagasan aksi perubahan dari peserta Latpim Angkatan IX tahun 2024 dengan nomor peserta 21, yang kini telah menjadi program nyata.
Sementara itu, Kepala Unicef wilayah Sulawesi, Maluku, dan Kalimantan, Hengky Widjaya, menilai bahwa program Manjain Si Imut menegaskan peran Inang Matutu sebagai pusat layanan intervensi tumbuh kembang anak.
“Ini adalah konfirmasi bahwa Inang Matutu bukan sekadar tempat penitipan anak, tetapi memiliki fungsi sosial yang lebih luas,” ujar Hengky.
Ia juga menyoroti pentingnya literasi parenting yang perlu ditingkatkan, mengingat masih banyak anak yang mengalami gangguan interaksi, penglihatan, dan gangguan lainnya yang tidak sesuai dengan perkembangan usia mereka.
“Kami sangat berterima kasih atas inisiatif Manjain Si Imut dari Inang Matutu,” tambahnya.
Kepala Dinsos Sulsel, Abdul Malik Faisal, menegaskan bahwa mempersiapkan generasi penerus bangsa bukan hanya tugas Inang Matutu, tetapi juga tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat.
“Kolaborasi antara orang tua dan para pekerja sosial (coach) di Inang Matutu harus aktif untuk menciptakan generasi juara, karena setiap anak memiliki bakat tersendiri,” tegas Abdul Malik.
Ia juga menyampaikan bahwa Dinsos Sulsel memiliki enam UPT yang berfungsi sebagai pusat rehabilitasi masyarakat, dan Inang Matutu adalah salah satu yang dikhususkan untuk rehabilitasi anak.
“Ini adalah langkah penting untuk terus memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat,” pungkasnya. (Abu/B)