Sulsel Genap Berusia 355 Tahun, Pakar Komunikasi Unhas Soroti Tata Kelola Pemerintahan

  • Bagikan
Pengamat politik dari Universitas Hasanuddin (Unhas), Rizal Fauzi

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) yang ke-355 Sulawesi Selatan menjadi momen refleksi bagi berbagai kalangan. Salah satu pengamat politik dari Universitas Hasanuddin (Unhas), Rizal Fauzi turut menyampaikan harapannya terkait Sulsel ke depan untuk semakin maju utamanya dalam pembangunan.

Menurutnya, Sulsel membutuhkan sosok pemimpin definitif yang kuat, visioner, serta memiliki integritas tinggi agar program-program pembangunan dapat berjalan optimal.

"Harapan kita di HUT Sulsel ke-355 ini tentu pertama kita butuh pemimpin yang defenitif, pemimpin yang kuat, yang punya visi lebih bagus, lebih visioner dan tentunya bersih supaya program-program kita berjalan dengan baik," ujar Rizal saat diwawancara, Jumat (18/10/2024).

Ia menekankan pentingnya stabilitas kepemimpinan setelah beberapa kali terjadi pergantian yang dianggapnya membuat pembangunan Sulsel tersendat.

Selain itu, Rizal juga menyoroti upaya pembangunan yang dilakukan pemerintah selama ini, dimana disebut masih banyak program yang belum mencapai hasil maksimal.

“Pembangunan kita agak mandek karena seringnya pergantian kepemimpinan, yang mengakibatkan proses pembangunan berkelanjutan tidak berjalan optimal,” jelasnya.

Lebih lanjut, Rizal menilai bahwa visi dan misi dari para calon Gubernur Sulsel menunjukkan komitmen yang baik dalam membangun daerah. Namun, menurutnya program-program tersebut perlu lebih terukur dan implementatif agar hasilnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.

“Terkait visi misi kandidat saya pikir kedua kandidat ini punya komitmen dalam pembangunan. Namun perlu diingat bahwa dari semua program-program yang ada saya pikir tentu yang terpenting dulu adalah perbaikan tata kelola pemerintahan," pesannya.

Dosen Unhas Makassar itu juga mengingatkan bahwa Sulsel masih memiliki banyak pekerjaan rumah, terutama dalam hal pembangunan infrastruktur.

Ia mencontohkan proyek-proyek besar yang mandek itu seperti pembangunan Twin Tower yang rencananya berdiri di kawasan reklamasi CPI, Jalan Metro Tanjung Bunga, Kota Makassar. Termasuk pembagunan stadion yang sampai saat ini belum terealisasi padahal sangat dinantikan masyarakat.

“Kita juga masih punya utang, kita masih punya beberapa planning pembagunan yang tidak berjalan, misalnya sempat mau bikin Twin Tower, namun gubernur berikutnya tidak lanjut, bikin stadion juga tidak jadi-jadi dan seterusnya," sebut Rizal.

Kondisi ini, menurut Rizal, menimbulkan ketidakpastian dalam keberlanjutan pembangunan daerah. Untuk itu, diharapkan ke depan program-program yang dicanangkan bisa lebih jelas dan terukur.

"Setidaknya visi misi (calon Gubernur) itu bisa terukur dan lebih implementatif," kuncinya. (ISak/B)

  • Bagikan