MAKASSAR, RAKYATSULSEL – Kota Makassar terus mencatatkan berbagai kemajuan di sejumlah sektor strategis, meskipun masih dihadapkan pada persoalan klasik seperti banjir dan pengelolaan sampah.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Makassar mencapai 85,23 persen, menjadikannya salah satu dari 10 besar kota dengan IPM tertinggi di Indonesia, hanya kalah dari Yogyakarta. Pada sektor ekonomi, pertumbuhan tercatat sebesar 5,26 persen pada triwulan ketiga 2024, menunjukkan stabilitas yang terus meningkat. Tingkat kemiskinan berhasil ditekan hingga 4,97 persen per Agustus 2024, dan tingkat pengangguran terbuka berada di angka 9,71 persen per Oktober 2024.
Kota Makassar juga berhasil mempertahankan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sebagai bentuk transparansi keuangan.
Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto atau akrab disapa Danny Pomanto, mengungkapkan bahwa indeks reformasi birokrasi Makassar kini berada di angka 77,30 persen, sementara Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) mendapat status sangat tinggi.
“Jika LPPD Makassar meraih capaian tiga kali berturut-turut, Makassar berpeluang kembali meraih Parasamya Purnakarya Nugraha untuk kedua kalinya. Ini akan menjadi tonggak sejarah tata kelola pemerintahan kita,” ujar Danny.
Indikator pembangunan lainnya juga menunjukkan kemajuan, seperti angka harapan hidup 72 tahun, indeks pendidikan 0,818, indeks kesehatan 0,848, dan indeks kualitas lingkungan hidup sebesar 57,53 persen.
Pengakuan Internasional
Di kancah internasional, Makassar berhasil masuk peringkat 115 Kota Smart City Dunia versi Smart City Index (SCI) dari total 10 ribu kota di dunia. Dua inovasi andalan Pemkot Makassar, yaitu war room dan pelayanan kesehatan home care Dottoro’ta, menjadi daya tarik global.
“Inovasi smart city yang kita bangun sejak 2015, seperti War Room, telah membuat Makassar diakui dunia. Bahkan, program home care kita menjadi platform kesehatan terbaik di Asia Tenggara,” kata Danny.
Makassar juga menjadi salah satu dari dua kota yang mempresentasikan inovasi smart city di World Cities Summit (WCS) 2024 di Singapura bersama Praha, ibu kota Republik Ceko. Program Lorong Wisata (Longwis) turut mendapat pengakuan internasional.
“Makassar kini menjadi acuan banyak negara, seperti Amerika, Australia, Eropa, Korea, dan Spanyol,” ungkap Danny.
Selain itu, Makassar tercatat dalam Happy City Index 2024 sebagai satu-satunya kota di Indonesia yang masuk daftar kota terbahagia di dunia, serta termasuk dalam Best City in the World.
Penghargaan Nasional
Secara nasional, Pemerintah Kota Makassar telah meraih 420 penghargaan sejak Danny Pomanto menjabat pada 2014-2019 dan periode kedua pada 2021 hingga saat ini. Salah satunya adalah penghargaan Kota Terinovatif 2024 pada Innovative Government Award (IGA) dari Kementerian Dalam Negeri RI.
“Alhamdulillah, kita kembali menerima IGA Award. Makassar berada di peringkat keempat, menandakan bahwa Pemkot Makassar tidak pernah berhenti berinovasi,” jelas Danny.
Tantangan Banjir dan Sampah
Namun, di balik capaian tersebut, Makassar masih menghadapi tantangan besar, terutama banjir dan pengelolaan sampah.
Banjir sering terjadi di empat kecamatan, yaitu Biringkanaya, Manggala, Panakkukang, dan Tamalanrea, yang merupakan wilayah dengan topografi rendah. Danny menjelaskan bahwa sejak periode pertama kepemimpinannya, Pemkot telah membentuk Satgas Drainase untuk membersihkan saluran air.
Namun, keterbatasan kewenangan pemerintah kota dalam menangani kanal-kanal yang menjadi otoritas Balai Jalan Nasional menjadi kendala. Contohnya adalah banjir di kawasan Pettarani.
“Masyarakat tidak salah karena tidak tahu otoritasnya siapa. Tapi apakah ada pihak balai turun langsung? Tidak ada,” tegasnya. Untuk solusi jangka panjang, perbaikan drainase menjadi prioritas utama.
Sementara itu, masalah pengelolaan sampah juga menjadi perhatian. Armada pengangkut sampah sebagian besar sudah tidak layak pakai, dengan usia kendaraan mencapai 7-10 tahun.
“Banyak masyarakat mengeluhkan sampah yang tidak diangkut karena motor sampah rusak,” ujar Danny.
Sebagai solusi, Pemkot berencana mengajukan anggaran untuk pengadaan 1.000 unit motor listrik pengangkut sampah dengan alokasi Rp120 miliar dalam APBD 2025. Program ini juga mendukung inisiatif Low Carbon City.
“Saya harap semua pihak, termasuk camat dan lurah, lebih serius dalam menangani persoalan sampah di wilayah masing-masing,” pungkasnya. (Shasa/B)