MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Sejumlah figur potensial yang dibincangkan akan bertarung dalam pemilihan ketua Partai Golkar Sulawesi Selatan terus bergerak menggalang dukungan. Setelah ramai-ramai mendekati pengurus pusat, kali ini pengurus di tingkat kabupaten dan kota jadi incaran. Munafri Arifuddin, misalnya, melakukan manuver dengan menggelar safari politik di sejumlah daerah untuk bertemu dengan sejumlah pentolan beringin.
Ketua Golkar Makassar itu melakukan roadshow politik di tiga kabupaten yakni Soppeng, Wajo, dan Sinjai, akhir pekan lalu. Di tiga daerah itu, Munafri menemui Ketua Golkar Soppeng yang juga eks bupati, Andi Kaswadi Razak, Ketua Golkar Wajo yang sekaligus Wakil Bupati Baso Rahmanuddin, dan Ketua Golkar Sinjai Andi Kartini Ottong.
Bukan itu saja, dalam kunjungan tersebut Ketua Golkar Bulukumba Nirwan Arifuddin dan Ketua Golkar Takalar, Zulkarnain Arief juga ikut dalam rombongan Munafri ke tiga daerah itu.
Safari politik Munafri ke tingkat kabupaten kian menguatkan keseriusan eks bos PSM Makassar iniakan maju bertarung di Musyawarah Daerah Golkar Sulsel yang diagendakan pada Agustus mendatang.
Sekretaris Golkar Makassar Suharmika yang turut dalam safari Munafri membenarkan perihal kunjungan Munafri ke daerah berkaitan dengan rencana Musda Golkar Sulsel. Meski dibalut dengan agenda silaturahmi, kata Suharmika, persamuhan itu membincangkan proyeksi Golkar dalam kontestasi politik di masa mendatang.
"Ini sebenarnya lebih pada silaturahmi, jalin komunikasi terkait Golkar ke depan dalam meraih kemenangan di Sulsel. Paling tataran itu diskusinya," ujar Suharmika kepada Harian Rakyat Sulsel, Rabu (14/5/2025).
Wakil Ketua DPRD Makassar itu mengatakan, dinamika Golkar di beberapa daerah sangat beragam. Sehingga, kata dia, dalam pertemuan tersebut, Munafri lebih banyak mendengarkan masukan dari pengurus dan ketua Golkar di daerah yang dikunjungi.
"Tiap daerah ini beda-beda dinamika bergantung permasalahan yang dihadapi. Pak Appi lebih banyak mendengarkan masukan mengenai kondisi daerah masing-masing dan hal-hal soal Golkar ke depan bisa meraih kemenangan di setiap kabupaten/kota dan di Sulsel," ujar Suharmika.
"Ini, kan, bagian juga dari pada proses. Selain silaturahmi, Pak Appi juga sekaligus melakukan penjajakan dalam rangka Musda," beber dia.
Namun saat ditanya apakah Munafri sudah mendapatkan restu dari beberapa ketua DPD II yang ditemuinya itu dan akan all out dalam Musda Golkar Sulsel nantinya, Suharmika mengaku, tidak terlibat dalam diskusi perihal tersebut.
"Kalau itu tanyakan saja langsung sama beliau-beliau (ketua-ketua DPD II) karena saya tidak masuk dalam tataran diskusi itu. Tapi, pasti Pak Appi meminta restu, namun di situ saya tidak ikut diskusinya," ujar dia.
Suharmika mengungkapkan Munafri akan kembali melakukan safari politik ke beberapa daerah lainnya di Sulsel. Namun terkait daerah yang bakal dikunjunginya nanti masih dirahasiakan.
"Kami akan lanjut terus. Pak Appi sudah menginstruksikan pada kami, meminta pada kami untuk mendampingi beliau dalam rangka kunjungan ke kabupaten-kota lainnya," ujar Suharmika.
Sementara itu, Ketua Golkar Bulukumba, Nirwan Arifuddin, mengatakan sosok Munafri punya beberapa hal sehingga layak maju di Musda Golkar Sulsel. Dia mengatakan, yang paling strategis adalah Munafri merupakan Wali Kota Makassar yang berkedudukan di ibu kota provinsi.
"Munafri berhasil menaikkan kursi Golkar di DPRD Makassar dan amankan kursi DPRD Sulsel," kata Nirwan.
Nirwan juga menilai Munafri sebagai figur muda, energik, dan punya rekam jejak yang menjanjikan. Dia berharap bila Munafri mendapat amanah, maka harus turun langsung menyerap aspirasi dari kader di seluruh kabupaten/kota.
"Kalau mau jadi Ketua DPD I, harus dengan semua aspirasi DPD II. Persoalan pencalegan serahkan ke DPD II, jangan lagi karena kedekatan, bisa merusak partai," imbuh dia.
Menurut Nirwan, Munafri adalah sosok yang paling strategis di antara figur-figur yang muncul jelang Musyawarah Daerah (Musda) Golkar Sulsel. Dia pun menyebutkan beberapa nama seperti Bupati Barru Andi Ina Kartika Sari, Bupati Luwu Patahudding. Mantan Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani, hingga mantan Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan. Namun dari semua figur itu, Munafri dinilainya unggul dari berbagai aspek.
Nirwan mengungkapkan bahwa dukungan dirinya kepada Munafri juga sudah disampaikan langsung di hadapan para Ketua DPD II lainnya.
Sementara itu, pengamat politik, Suharto, mengatakan partai dengan logo pohon beringin itu memang tidak pernah kekurangan kader pemimpin. Termasuk dua tokoh muda yang disebut-sebut bakal bertarung pada Musda Golkar Sulsel mendatang, yakni Munafri dan Adnan Purichta Ichsan.
"Golkar Sulsel memang tidak pernah krisis kepemimpinan dan memang semua berpeluang," ujar Suharto.
Namun, kata dia, mengenai figur yang paling idela untuk memimpin Golkar Sulsel adalah Adnan. Dia menilau, Munafri kurang potensial bila menjabat sebagai Ketua DPD I Golkar Sulsel mengingat baru saja terpilih menjadi Wali Kota Makassar.
Sementara Adnan, yang juga merupakan mantan bupati Gowa dua periode sudah tidak lagi menjabat, sehingga waktunya disebut akan lebih banyak untuk mengurus kepentingan partai.
"Sebenarnya semua bagus, hanya saja MUnafri itu kalau mau dua periode di Makassar maka sebaiknya tidak perlu mengambil Golkar Sulsel. Terlalu banyak akan diurus, partai setingkat provinsi sementara kerjanya di Makassar itu akan terbengkalai," tutur Suharto.
"Sementara Adnan sudah selesai menjabat sebagai bupati yang berarti fokusnya ke partai itu akan jauh lebih banyak. Kalau bicara layak, semuanya layak, hanya saja tidak ideal kalau misalnya hanya mau mengurus Makassar kemudian mengambil tugas di partai tingkat provinsi lagi," sambung dia.
Suharto mengatakan, beda cerita bila Munafri hanya ingin satu periode menjabat sebagai Wali Kota Makassar dan ingin bertarung pada tingkat provinsi pada periode berikutnya. Apalagi sekarang ini MUnafri sudah menduduki jabatan strategis sebagai Ketua Golkar Makassar.
"Kalau Munafri mau satu periode di Makassar tidak masalah. Kekuasaan sudah di tangannya, ketua partai sudah di tangannya, kalau dia mau naik tingkat maka tentu target politiknya juga naik. Itu tidak ada masalah kalau target berikutnya mau jadi gubernur di periode yang akan datang," imbuh dia.
Menurut Suharto, peluang Appi untuk memimpin partai sama saja dengan kader lainnya. Hanya saja, dari sisi efektivitasnya dikarenakan belum setahun menjabat sebagai Wali Kota Makassar. Jika kedua tugas tersebut diemban, maka salah satunya dipastikan akan terbengkalai.
Apalagi, kerja-kerja kepartaian dalam lima tahun ke depannya disebut akan sangat dibutuhkan. Mengingat di tahun 2030 mendatang akan kembali digelar pesta politik besar-besaran, mulai dari pemilu, pileg dan pilkada. (isak pasa'buan/C)