Tak Ada Jalan Pintas untuk Menjadi Dokter Berkualitas dan Profesional

  • Bagikan

Saya ingat ketika pertama kali harus menulis rencana penatalaksanaan untuk seorang pasien. Saya ingat bagaimana pertama kali saya memasukkan kanula intra vena tanpa pengawasan. Saya juga ingat ketika pertama kali menangani pasien henti jantung sebelum staf lain tiba, dan harus memulai upaya resusitasi.

Setiap pengalaman ini memiliki tingkat stres tinggi, dan semuanya merupakan pengalaman belajar yang tak ternilai. Pengalaman ini berulang namun dengan intensitas lebih tinggi, ketika saya menjalani pendidikan dokter spesialis.

Oleh karenanya, terdengar aneh ketika ada ide untuk mendelegasikan kompetensi spesialis tertentu ke dokter umum dengan cara melakukan pelatihan khusus agar mereka menjadi dokter ‘plus’. Kalau sekadar untuk hal yang bersifat non-invasif misalnya melakukan pemeriksaan USG, bedah minor dengan pembiusan lokal, tentu tidak menjadi masalah.

Ketika yang dilakukan adalah tindakan invasif atau bedah relatif besar dengan anastesi umum, ada adagium ‘jangan pernah mengatakan suatu kasus SEDERHANA’, karena apa yang tampak sederhana bisa berubah menjadi kompleks jika terjadi penyulit atau komplikasi.

Seorang dokter juga wajib dibekali strategi tindakan ‘bail-out’ jika ada penyulit, dan keputusan harus sangat cepat agar tidak berakhir fatal. Perlu waktu bertahun tahun untuk memiliki ketrampilan dan ‘sense of emergency’ pada peserta didik.

  • Bagikan