MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Perayaan Iduladha bukan hanya tentang ritual keagamaan, tetapi juga tentang meningkatkan kepedulian dan solidaritas kemanusiaan. Daging dari hewan dikurbankan dibagikan kepada, terutama yang membutuhkan. Iduladha menjadi momentum bagi umat Islam untuk memperkuat tali silaturahmi dan meningkatkan kepedulian sosial. Semangat Iduladha dapat menjadi inspirasi untuk terus berbagi dan peduli terhadap sesama.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Masjid Musala Indonesia Muttahidah (IMMIM) K.H. Muhammad Ishaq Samad memaknai Iduladha sebagai salah satu hari besar umat Islam yang sarat makna spiritual dan sosial. Menurut dia, Iduladha atau yang kerap disebut Idulkurban bukan sekadar perayaan atau rutinitas tahunan, tetapi perenungan mendalam tentang hakikat hidup sebagai hamba Allah Swt.
"Peristiwa agung yang melatarbelakangi Iduladha, yakni ujian terhadap Nabi Ibrahim as dan Ismail as mengajarkan kepada kita bahwa ketaatan kepada Allah adalah di atas segala-galanya, bahkan di atas naluri seorang ayah kepada anaknya," kata Ishaq kepada Harian Rakyat Sulsel, Rabu (4/6/2025).
"Ketika Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyembelih putranya, tak ada protes, tak ada tawar-menawar. Yang ada adalah ketaatan dan keyakinan penuh bahwa Allah pasti memberikan jalan terbaik. Ismail pun tidak menolak, bahkan menyambutnya dengan sabar dan yakin," sambung Ishaq.
Ishaq memaparkan makna perjalanan pertama dari Iduladha adalah tunduk kepada perintah Allah, meskipun terasa berat secara manusiawi.
"Pertanyaan yang kemudian muncul dari makna kurban tersebut adalah apakah kita sudah meneladani sikap ini dalam kehidupan sehari-hari? Ataukah kita hanya taat saat perintah Allah sesuai dengan keinginan kita?," tutur dia.
Menurut Ishaq, kurban seringkali hanya dipahami sebagai menyembelih hewan dan membagikannya. Padahal, esensi dari kurban adalah menyembelih ego, menyisihkan rasa cinta dunia yang berlebihan, dan menggantinya dengan cinta kepada Allah dan sesama manusia.
Dia mengutip firman Allah dalam QS. Al-Hajj: 37: “Daging-daging unta dan darahnya itu tidak sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kalian”.
"Ayat tersebut menunjukkan bahwa Allah tidak butuh daging atau darahnya. Yang Allah nilai adalah niat, keikhlasan, dan manfaat sosial dari tindakan kita," jelas Ishaq.
Dia mengatakan, di tengah kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan sosial yang masih menghantui umat, ibadah kurban menjadi momentum untuk berbagi dan membangun solidaritas. Menurutnya, Iduladha menjadi cermin seberapa besar kepedulian terhadap tetangga yang belum mampu makan daging sepanjang tahun dan seberapa sering melihat orang lapar, tapi kita tetap hidup dalam kenyamanan.
"Mari jadikan kurban bukan hanya sebagai ibadah, tapi juga sebagai gerakan sosial dengan membangun rasa empati, menyambung silaturahmi, meringankan beban sesama, serta menghidupkan nilai-nilai kemanusiaan dalam Islam," ucap Ishaq.
Ishaq mengajak masyarakat muslim memaknai Iduladha bukan hanya tentang hewan yang disembelih, tapi tentang diri yang seharusnya menjadi lebih taat, lebih peduli, dan lebih bersih dari sifat egois.
"Iduladha merupakan momentum untuk bertanya kepada diri sendiri dengan bertanya sudahkah saya rela mengorbankan waktu dan tenaga untuk agama Allah? Atau sudahkah saya peduli terhadap kaum lemah di sekitar saya? Dan Sudahkah saya benar-benar ikhlas dalam beramal?" kata dia.
Dia mengatakan, Iduladha adalah pengingat bagi umat Islam agar tidak hanya menjadi hamba yang ritualis, tetapi juga menjadi hamba yang aktif, peduli, dan penuh pengorbanan dalam membela kebenaran dan kemanusiaan.
"Mari kita warisi semangat Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail as. Jadikan Iduladha sebagai momen perubahan, dari sekadar “beragama” menjadi pengamal nilai-nilai Islam yang sejati," imbuh Ishaq.
Tanpa Plastik
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan melalui Sekretaris Daerah Jufri Rahman, mengimbau masyarakat untuk melaksanakan Iduladha agar menghindari penggunaan plastik. Imbauan ini sejalan dengan Surat Edaran Menteri Lingkungan Hidup dan Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 04 Tahun 2025.
Jufri secara tegas menyampaikan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dari pencemaran limbah plastik yang sulit terurai
"Disampaikan saja kepada seluruh masyarakat bahwa dalam rangka menjaga kesejahteraan lingkungan, agar tidak menimbulkan pencemaran akibat limbah plastik yang susah terurai, maka disarankan yang melakukan pemotongan hewan kurban supaya membagikan daging tersebut dengan menggunakan daun, seperti daun pisang, daun jati, atau menggunakan anyaman daun pandan seperti yang biasa digunakan untuk bakul kecil," ujar Jufri.
Dia mengatakan, bahwa masyarakat masih cenderung berpikir praktis dengan menggunakan plastik, padahal ada alternatif lain yang juga praktis jika mau diterapkan.
"Masyarakat masih berpikiran praktis, padahal ada cara lain yang juga praktis, asal mau dilaksanakan. Misalnya larangan penggunaan plastik dengan cara memberlakukan plastik berbayar di supermarket," imbuh dia.
Jufri mengusulkan agar kebijakan pelarangan penggunaan plastik diperluas ke pasar tradisional dan dibarengi dengan kebijakan menaikkan pajak produksi tas plastik.
"Sebenarnya ini bisa diperluas ke pasar tradisional. Mungkin salah satu caranya adalah dengan menaikkan pajak untuk produksi tas plastik. Kalau pajaknya tinggi, otomatis harganya naik, orang tidak akan mau beli. Tapi harus ada alternatif. Jangan hanya melarang plastik tanpa memberi alternatif," imbuh dia.
Sedangkan, dua hari jelang Iduladha, Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, melakukan inspeksi mendadak ke Pasar Terong. Sidak tersebut dalam rangka memantau harga kebutuhan pokok.
Beberapa kebutuhan pokok di Pasar Terong mengalami kenaikan harga. Seperti, bawang merah dan bawang putih juga mengalami kenaikan harga berkisar Rp 5 ribu hingga Rp 10 ribu per kilogram.
Tak hanya itu harga daging pun naik sebesar Rp5 ribu, yang sebelumnya Rp125 ribu menjadi Rp130 ribu per kilogram. Lalu, wortel dan kentang juga ikut naik masing-masing Rp3.000 hingga Rp5.000 per kilogram. Meski begitu, tidak semua komoditas mengalami lonjakan. Seperti, harga ayam masih stabil.
Munafri menyebut kondisi harga masih dalam kategori terkendali. Beberapa komoditas memang mengalami kenaikan, namun sebagian lainnya justru turun.
“Saya pikir fluktuasinya tidak terlalu naik. Yang naik hanya beras premium, daging sedikit, ayam juga begitu. Tapi cabai malah turun, telur relatif stabil,” ujar Munafri.
Menurut dia, kecenderungan kenaikan harga bahan pokok memang rutin terjadi menjelang hari-hari besar keagamaan, termasuk Iduladha. Namun, Pemkot Makassar tetap menyiapkan langkah intervensi untuk menjaga stabilitas harga, terutama beras.
“Kami pasti akan intervensi. Meskipun ini naiknya karena faktor momentum, tetap Disperindag akan jalan terus bekerja sama dengan Bulog agar suplai beras lebih mudah dan harga di pasar bisa dikontrol,” kata Munafri.
Di Kabupaten Gowa, salat Iduladha akan dipusatkan di Lapangan Syekh Yusuf Discovery (SYD), Sungguminasa, Somba Opu. Untuk memastikan pelaksanaan ibadah berjalan lancar dan khusyuk, Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Gowa mengambil sejumlah langkah persiapan, termasuk penutupan sementara Pusat Jajanan Serba Ada (Pujasera) di kawasan tersebut.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Gowa, Ary Mahdi Aspari, mengatakan aktivitas pedagang di pujasera SYD akan dihentikan sementara mulai Kamis-Jumat (5-6 Juni 2025).
"PHBI sebaiknya membuat surat resmi yang akan kami sampaikan kepada para pedagang agar menghentikan sementara aktivitas jualan, sehingga para jemaah bisa beribadah dengan tenang dan nyaman," ujar Ary.
Salat Iduladha rencananya akan dihadiri oleh Bupati Gowa Husniah Talenrang, Wakil Bupati Darmawangsyah Muin, unsur Forkopimda, pejabat daerah, dan keluarga. PHBI memperkirakan sekitar 50.000 jemaah akan mengikuti pelaksanaan salat, apabila cuaca mendukung. (hikmah-nabilah-shasa/C)