MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Menteri Pertanian, Amran Sulaiman menyebutkan adanya pengusaha besar di balik kasus oplos beras premium yang melibatkan berbagai merek dan beredar di kalangan masyarakat.
Hal tersebut diungkapkan Amran saat ditemui di sela-sela Wisuda Universitas Hasanuddin Makassar, Senin (14/7/2025).
Kasus beras oplosan terungkap belakangan menyusul banyaknya keluhan masyarakat terkait kualitas beras berlabel premium tersebut. Berdasarkan hasil temuan, dari total beras subsidi Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPH) Bulog, hanya 20-40 persen yang disalurkan ke masyarakat dengan label beras subsidi, selebihnya di oplos dan di jual sebagai beras premium dengan harga fantastis berkisar Rp.75 ribu per5 kilo.
"Mungkin anda sudah tahu, yang terlibat dalam kasus ini adalah pengusaha besar dan sudah diperiksa," pungkas Amran.
Dirinya membeberkan, dalam kasus oplos beras ini sudah berlangsung beberapa lama. Salah ini telah tercatat hingga 212 merek yang melakukan oplos beras dengan kerugian negara ditaksir Rp99 Triliun.
"Ini menarik, ada 212 merek beras oplosan dan merugikan masyarakat hingga Rp99 triliun, katakanlah Rp 100 triliun. Kalau itu terjadi 10 5 tahun berarti Rp 500 Triliun, sangat besar kerugian," bebernya.
Lebih jauh, Amran menegaskan meski yang berperan dalam kasus ini adalah pengusaha besar, pihaknya tidak pandang bulu sebab hukum harus tetap ditegakkan.
"Ini harus ditindaki, nggak ada pilihan, kalau ingin negara ini menjadi negara super power di masa depan ngak ada kompromi lagi," pungkasnya.
Amran juga menyayangkan perilaku kehidupan yang dilakukan pengoplos ini sebab sangat merugikan masyarakat
"Tidak semua anak bangsa ini beruntung mampu membeli beras, ada saudara kita yang masih membutuhkan uluran tangan seperti yang dapat bansos. Dengan harga beras naik Rp 3000 atau Rp2000 per kilo itu sangat membebani. Padahal tidak seharusnya begitu, kalau kita mau bilang ini Perbuatan biadab, tidak boleh dibiarkan," tutupnya. (Hikmah/B)