PAREPARE, RAKSUL-- Karang Taruna Kota Parepare menggandeng Jaringan Penggiat Literasi Digital (JAPELIDI) Parepare menyelenggarakan kegiatan penguatan literasi digital bagi Pemuda se-Indonesia Timur. Kegiatan itu dilaksanakan secara luring dan daring, Sabtu 9 Mei 2022.
Kegiatan luring dipusatkan di Barugae, Kompleks Rujab Walikota Parepare.
Pada kegiatan penguatan literasi digital itu, Karang Taruna Parepare mengundang pemateri andal dari luar daerah Parepare , seperti Novi Kurnia, Dosen Universitas Gadjah Mada sselaku Koordinator JAPELIDI Nasional. Ada pula Rita Gani, Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung. Andi Fauziah Astrid, Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Alauddin Makassar. Citra Rosalyn Anwar, Dosen teknologi Pendidikan UNM dan Sitti Utami Rezkiawaty Kamil, Dosen Ilmu Komunikasi Fisip, di Universitas Halu Oleo.
Ketua Karang Taruna Kota Parepare, Iskandar Nusu usai kegiatan menerangkan, selain untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM), Karang Taruna Parepare tetapi juga membekali mahasiswa atau para pemuda agar memiliki skill untuk berpikir kritis dalam menghadapi masalah, berkomunikasi dengan orang lain, membentuk team work, budaya baca, dan belajar menciptakan karya sendiri. Apalagi saat ini industri 4.0 menuju industri 5.0.
"Peserta kurang lebih 100 orang. Di era digital perlu teman-teman ketahui cara pengolahan digital untuk memberikan energi positif. Apalagi generasi muda ini harus mengetahui karena sekarang semua serba digital," jelasnya.
Sementara salah satu pemateri, Sitti Utami Rezkiawaty Kamil mengatakan, menggunakan media untuk pembelajaran tidak efektif.
"Apakah kita ini memiliki motivasi untuk mendapatkan ilmu dari digital. Karena saya memiliki anugrah dari pendemo ini. Karena selama pendemo saya bisa belajar bahasa Korea, Bahasa Turki, Bahasa Jerman, dan pasti lebih mahal ketika saya keluar untuk belajar" ungkapnya.
Pada materinya juga memaparkan, terdapat tiga aktivitas cakap dan keren di dunia digital. Pertama harus mengecek informasi, anti tipu-tipu. Kedua belajar memanfaatkan aplikasi bahasa, anti cupu. Ketiga bikin konten, anti gaptek. (*)