Raker ini dihadiri lintas tokoh. Diantaranya, Gubernur Aceh, Sekda Provinsi Sulawesi Utara, Menteri Keuangan RI yang diwakili oleh Staf Khusus Bidang Perumusan Kebijakan Fiskal dan Makroekonomi bersama Dirjen Perimbangan Keuangan, Dirjen Migas Kementerian ESDM RI dan Dirjen Bina Keuangan Kemendagri RI atau yang mewakili, jajaran pengurus ADPMET, bupati dan wali kota bersama para pimpinan perangkat daerah penghasil migas anggota ADPMET, Sekjen bersama Dewan Pakar ADPMET, Wakil Rektor Universitas Pertamina, serta undangan lainnya.
Amran Mahmud yang tampil percaya diri membacakan sambutan melanjutkan bahwa masih terdapat beberapa permasalahan dan tantangan yang harus segera dicarikan solusi terbaik agar pengelolaan migas di Indonesia bisa semakin baik serta memberikan efek progresif bagi pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
"Untuk itu, rapat ini saya harap dapat membahas strategi masa depan ADPMET untuk pengelolaan usaha migas yang lebih baik dengan tetap pemanfaatan energi bersih. Kepada para peserta rapat, saya minta untuk semangat berdiskusi, sharing, dan bertukar ide dan pikiran demi kemajuan sektor migas dan energi Indonesia," harapnya.
Pembangunan sektor energi, lanjut Amran Mahmud, termasuk migas serta energi baru terbarukan harus dibenahi. Paradigma baru energi sebagai modal dasar pembangunan nasional harus diwujudkan dalam kebijakan-kebijakan yang lebih konkret dan bisa diusahakan bersama baik di tingkat nasional maupun di daerah.
"Ke depannya industri gas akan sangat berperan penting bagi pertumbuhan energi nasional. Hal tersebut tecermin dalam kebijakan energi nasional yang mana mengamanatkan gas bumi untuk digunakan secara optimum sehingga pemanfaatan gas bumi paling sedikit 22 persen pada tahun 2025 dan paling sedikit 24 persen pada tahun 2050. Tentu saja keberlangsungan produksi gas dan ketersediaan infrastruktur menjadi kunci penting demi target gas tersebut," jelasnya.