Namun secara kualitatif dengan melihat dari gelagat politik dan percakapan di media sosial serta di ruang-ruang publik, dapat digambarkan figur-figur yang akan maju di masing-masing daerah pemilihan.
"Dapil Sulsel I dan 2, misalnya, para caleg petahana praktis kembali maju bertarung. Tapi medan kompetisi di dapil ini akan lebih berat dari pileg sebelumnya," imbuh Nursandi.
Kondisi lebih dingin akan terjadi dapil Sulsel Tiga. Anggota DPR RI petahana diperkirakan akan kembali berebut kursi. Mereka yakni Rusdi Masse, La Tinro La Tunrung, Muhammad Fauzi, Muhammad Devy Bijak, Mitra Fakhruddin dan Sarce Bandaso Tandiasik.
"Sulsel III memiliki iklim kompetisi yang berbeda dari dapil lainnya. Peluang sebagian besar caleg petahana masih sangat terbuka. Tapi kehadiran figur-figur baru juga patut diwaspadai," imbuh dia.
Direktur Profetik Institute, Asratillah mengatakan semakin besar jumlah kursi yang diperebutkan maka akan semakin banyak kontestan yang menjadi bakal caleg.
"Kalau membanding jumlah kursi untuk setiap dapil maka, Dapil DPR-Ri Sulsel II yang memiliki kursi terbanyak yakni 9 Kursi, lalu disusul Dapil I Sulsel sebanyak 8 kursi, dan 7 kursi di Dapil III Sulsel," tuturnya.
Menurut dia, bila melihat jumlah kursi tersebut maka Dapil II Sulsel akan menjadi daerah pemilihan dengan persaingan antar-kandiat yang paling ketat.
"Alasannya sederhana. Setiap parpol yang lolos sebagai peserta pemilu kemungkinan besar akan memiliki sembilan caleg DPR-RI di dapil bersangkutan," ujar Asratillah.
Selain itu, jumlah figur potensial baru yang lebih banyak muncul di dapil satu dan dua dibanding dapil tiga. "Apalagi di Dapil I akan ada beberapa mantan kepala daerah dan wakil kepala daerah yang santer terdengar bakal maju ke DPR RI," kata dia.
Selain itu, sambung Asratillah, setiap figur potensial tersebut, terutama yang berlatar belakang pernah menjabat sebagai kepala daerah, wakil kepala daerah, pengusaha ataupun tokoh pemuda dan ormas.
