"Ini baru nikel, mineral. Nikel kita terbesar di dunia sebanyak 52 persen. Kita kuasai nikel untuk dunia. Bisa dibayangkan 52 persen itu jika dikelola dengan baik oleh anak bangsa sendiri maka Indonesia bisa disebut pengendali energi kedepan. Tapi dengan catatan yang mengelola putra putri terbaik bangsa dengan penguasaan teknologi yang mumpuni," paparnya lugas.
Sementara itu, Ganjar Pranowo melihat di era serba digital seperti saat ini, sektor pertanian bisa lebih baik dibandingkan era-era sebelumnya karena semua sudah terfasilitasi secara digital.
Olehnya itu ia mendorong para milenial untuk tak segan bermimpi menjadi petani.
Itu harapan besar bangsa ini ke depan. Modernisasi pertanian dan mekanisasi menurut saya menjadi keharusan," tutur Ganjar.
Kesiapan menghadapi krisis pangan dunia harus dilakukan sejak dini. Termasuk tanaman-tanaman pendamping beras. Sehingga tidak cukup hanya padi saja. Tapi ada porang, ada sagu.
"Jadi anak muda itu kita dorong, kita bina, dan diajarkan menanam umbi-umbian, menurut saya itu harus kita siapkan. Ingat, situasi globalnya sudah berubah, energi juga berubah, pangan berubah, harga juga berubah, maka kita sebagai negara agraris mestinya hari ini kita siap," pungkas Gubernur Jawa Tengah itu. (*)