MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Ketua Demokrat Sulsel Ni'matullah miliki strategi khusus untuk menghindari terjadinya perpecahan di tubuh partai Berlambang Mercy pasca Musyawarah Cabang (Muscab).
Legislator Sulsel ini bercermin pada peristiwa perpecahan internal Musyawarah Daerah (Musda). Dimana Ilham Arif Sirajuddin (IAS) mendapatkan 16 dukungan DPC.
Sementara Ni'matullah hanya mendapatkan 9 dukungan DPC, namun DPP menetapkan ketua DPRD Sulsel tersebut sebagai ketua partai berlambang mercy ini di Sulawesi selatan.
Bahkan setelah Musda ada beberapa ketua DPC tak ingin lagi mengurus partai Demokrat jelang pendaftaran partai Politik Parpol beberapa bulan lalu. Seperti Amirullah Nur di Maros, Jefri Timbo di Takalar dan Irmawati Syahrir di Barru.
Sehingga DPC memberhentikan mereka sebagai ketua Demokrat dan menunjuk Pelaksana Tugas (Plt) seperti Ridha Ade Irawan di Barru, Muh Danial di Maros dan Wahyuddin Syahruddin di Takalar.
Tak hanya itu, beberapa pendukung IAS tak memiliki niat lagi untuk memimpin partai berlambang mercy ini di wilayahnya yakni Fadriaty AS di Palopo. Selanjutnya Andi Kaharuddin Mustamu di Jeneponto, Ansar Akib di Luwu Utara, M Arasy Pakkana di Bantaeng dan Rahman Rahim di Wajo.
"Menghindari pecah konflik. kita akan berusaha mendamaikan mereka. Siapa tahu, sebelum atau pasca Muscab mereka ada kesepahaman yah udah yang lain mundur aja," kata Ni'matullah, Kamis (3/11).
Dalam menentukan ketua DPC, kata dia, tim lima akan melihat bagaimana keseriusan calon untuk memimpin Demokrat lima tahun kedepan dengan mengikuti uji kelayakan.
"Nanti juga akan ada Fit and proper test karena itu bukan hanya menguji dia suka ketua, tetapi ada juga komitmen. Jadi visi-misi misi ketua DPC dia mau bikin apa ini partai. Berapa targetnya itu kita tagih nanti," jelasnya. (Fahrul/Raksul/B).