Dikatakan, sebenarnya pembentukan koalisi partai di Pilkada tidak selalu ditentukan koalisi nasional partai politik sendiri.
"Tidak bisa diremehkan faktor determinasi elit lokal dan kelompok oligarki pendukungnya. Dalam banyak pengalaman Pilkada di Sulsel, kandidat lah yang menentukan format koalisi. Terutama dalam rangka mencukupkan syarat dukungan," ucapnya.
Pengmat Politik UIN Alauddin Makassar, Attock Suharto berpandangan bahwa soliditas KIB di pilpres tidak menjamin akan sampai ke daerah.
"Di daerah tak solid, karena akan ada irisan kepentingan yang akan membuat kemungkinan koalisi ini tidak sejalan," tuturnya.
Sehingga, meskipun pertemuan demi pertemuan untuk arahnya mensolidkan koalisi dari pilpres hingga pilkada tidak akan bisa berjalan efektif.
"Mungkin untuk satu atau dua daerah bisa solid, tetapi untuk semua daerah kemungkinan tidak bisa solid," tutup dia. (*)