MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Bakal calon Presiden RI, Anies Baswedan dijadwalkan melakukan safari politik ke sejumlah wilayah di Sulsel, yakni ke Kota Makassar, Kabupaten Maros, dan Pangkep pada 10-11 Desember mendatang.
Namun, sebelum jadwal kedatangannya, sekelompok mahasiswa melakukan penolakan terhadap kedatangan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut. Hanya saja, aksi penolakan terhadap Anies diduga ditunggangi lawan politiknya.
Ketua Umum Konfederasi Nasional Relawan Anies (KoReAn) Ramli Rahim menanggapi santai aksi penolakan itu dan meminta seluruh relawan dan simpatisan untuk tidak reaktif.
Ia menegaskan, relawan Anies sama sekali tidak mempersoalkan jika ada pihak yang menyatakan menolak kedatangan Anies Baswedan di Makassar, selama itu dilakukan dengan cara yang baik.
"Kami sangat menghargai kebebasan berekspresi dan berpendapat apalagi dilakukan secara santun dan tertib," jelas Ramli Rahim.
Ketua Relawan Mileanies Sulawesi Selatan, Asri Tadda juga juga tak mempersoalkan adanya gerakan tersebut.
Menurut dia, setiap orang berhak untuk menyuarakan sikap dan pandangannya sejauh tidak ada aturan yang dilanggar, khususnya UU Pemilu. "Jadi tidak tepat kalau dikatakan Anies Baswedan melanggar UU Pemilu," tandas Asri, Kamis (8/12/2022).
Pengamat Psikologi Politik UNM, Basti Tetteng juga memberikan tanggapan soal adanya penolakan Anies di Sulsel. Menurutnya, justru gerakan kelompok yang mengaku mahasiswa itulah yang sifatnya politik.
"Sangat tampak memberi kesan digerakkan oleh lawan politik Anies Baswedan. Justru gerakan mahasiswa tolak kedatangan Anies yang bersifat politik dan terkesan digerakkan oleh kelompok kepentingan," katanya.