dr. Farid Amansyah: Polisi Berpangkat Brigjen Raih Gelar Doktor di Kedokteran UNHAS

  • Bagikan
dr. Farid Amansyah, Sp.PD., FINASIM

"Hal ini sesuai dengan hasil penelitian kami dimana baik SH-MSC maupun SN-MSC mempunyai kandungan berbagai soluble molecules, berupa IL-10, PDGF, VEGF dan bFGF untuk menekan aktivasi sel stelata hati dan meningkatkan proliferasi baik hepatosit matur maupun diferensiasi sel progenitor hati," tulis dr Farid Amansyah dalam disertasinya.

Selanjutnya dijelaskan, terdapat juga penurunan kolagen pada SN-MSC, namun tidak lebih optimal dibanding SH-MSC. Hal ini diduga disebabkan karena kandungan berbagai sitokin anti-inflamasi dan growth factor pada SN-MSCsyang lebih rendah dibanding SH-MSC.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa ekspresi IL-4 dan IL-13 terjadi perbaikan setelah diberikan SN-MSC dan terdapat perbaikan yang optimal setelah pemberian SH-MSC karena ekspresinya mirip dengan kelompok sehat.

"Kami menduga bahwa inflamasi merupakan suatu hasil dari faktor dominansi dimana IL-10 sebagai sitokin anti-inflamasi dan peranannya dalam kaskade fibrosis hati lebih dominan dibanding IL-4 dan IL-13. Sehingga, penelitian lebih lanjut untuk menjelaskan fenomena dominansi antar sitokin pada fibrosis hati masih sangat diperlukan," sebutnya.

Perjalanan Karier Brigjen Farid Amansyah

Brigjen Farid Amansyah saat ini menjabat sebagai Direktur Pascarehabilitasi Badan Narkotika Nasional (BNN). Amanah tersebut diemban sejak Juni 2022 lalu.

Polisi asal Sulawesi Selatan (Sulsel) tersebut juga patut dibanggakan sebab dirinya tercatat sebagai dokter pertama asal Sulsel yang berpangkat jenderal di Kepolisian Republik Indonesia (Polri).

  • Bagikan