PALOPO, RAKYATSULSEL - Asisten I Bidang Pemerintahan Kota Palopo, Muh. Ihsan Asharuddin mewakili walikota menghadiri rapat koordinasi (Rakor) dalam rangka pelaksanaan advokasi program ketahanan keluarga anti Narkoba berbasis sumber daya pembangunan desa dan kelurahan.
Agenda ini mengambil tema Akselerasi Program Dalam Upaya Mewujudkan Palopo Bersinar dam dilaksanakan di Twins Cafe & Garden, Senin (13/3).
Kasubag Umum BNN Kota Palopo, Muh. Basnur mengatakan tujuan dilaksanakan kegiatan ini untuk menyamakan persepsi terkait advokasi program ketahanan keluarga berbasis sumber daya pembangunan desa, kelurahan.
Khususnya di dua wilayah yang telah ditetapkan walikota Palopo sebagai Kelurahan Bersinar (Bersih Narkoba) yaitu Kelurahan Boting dan Batupasi.
Menurut survei Nasional penyalahgunaan Narkoba tahun 2021 dilakukan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Badan Pusat Statistik (BPS), prevalensi penyalahgunaan Narkoba tahun 2021 secara Nasional adalah sebesar 1,95 persen mengalami kenaikan 0,15 persen dari prevalensi pada tahun 2019 yang lalu.
"Jumlah tersebut, terus mengalami peningkatan yang signifikan apabila kita tidak menunjukkan kepedulian terhadap permasalahan penyalagunaan dan peredaran gelap Narkoba di lingkungan sekitar kita," kata Basnur.
Menurut Basnur, berdasarkan hasil pemetaan dari 48 kelurahan di Kota Palopo terdapat 27 kelurahan berstatus rawan (waspada 19, bahaya 8) maka diperlukan ketahanan masyarakat yang kuat di mulai dari keluarga untuk menanggulangi permasalahan Narkoba.
"BNN menjadikan program ketahanan keluarga anti Narkoba sebagai garda terdepan, untuk mewujudkan Indonesia yang bersih dari penyalahgunaan Narkoba melalui penguatan sumberdaya desa dan kelurahan, sehingga memiliki daya tangkal terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba," paparnya.
Terpisah, Asisten I Bidang Pemerintahan Bapak Muh. Ihsan Asharuddin mengatakan, implementasi program advokasi dalam bentuk rapat koordinasi ini bertujuan antara lain, adalah untuk lebih menguatkan komitmen bersama dalam rangka mendorong dan meningkatkan kapasitas daya tahan, dari setiap unit terkecil dari masyarakat yakni keluarga, terhadap ancaman dan bahaya Narkoba khususnya di Kota Palopo.
"Tujuan ini tentunya diharapkan dapat dicapai melalui forum, dengan melakukan evaluasi atas langkah, peran dan kontribusi dari masing-masing pemangku kepentingan di tingkat kelurahan atau dengan apa yang disebut sebagai potensi sumberdaya pembangunan di tingkat kelurahan. Demikian pula dengan hambatan dan tantangan dalam upaya meningkatkan ketahanan keluarga anti Narkoba," ucap Ihsan Asharuddin.
Pada kesempatan itu juga, ia mengingatkan beberapa hal yang penting untuk menjadi perhatian bersama, pertama yaitu mengoptimalkan kemanfaatan potensi sumber daya yang dimiliki, baik institusi pemerintahan, elemen masyarakat dan upaya, selama ini dalam menghidarkan mencegah melawan ancaman Narkoba.
"Agar pembinaan dalam rangka melawan bahaya dan ancaman Narkoba dilakukan secara berkesinambungan dan terpadu bahkan hendaknya juga menjadi rutinitas dan bagian dari kegiatan telah ada," jelasnya.
Tingkatkan sinergitas melalui komunikasi, tukar menukar informasi, dan tindak lanjut bersama antar dan lintas institusi, melibatkan level pimpinan hingga level staf teknis di lapangan. Sinergitas yang kita lakukan tentu tetap dalam koridor SOP dan hierarkhie jabatan institusional masing-masing.
"Masyarakat harus selalu diingatkan, diajak dan dihimbau untuk menjahui dan melawan Narkoba, namun langkah awal dan mendasar bagi kita selaku aparatur pemerintah, pemuka masyarakat dan pegiat anti Narkoba adalah memberi teladan atau bahkan menjadi teladan yang baik kepada masyarakat dan lingkungan," tambahnya.
"Harapan kita semua kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh BNN Kota Palopo merupakan upaya bagaimana mengantisipasi dalam penyalahgunaan peredaran Narkoba, kami mengapresiasi kepada BNN Kota Palopo ini merupakan ikhtiar kita semua untuk mengantisipasi mengalahkan penyalahgunaan dan peredaran Narkoba di Kota Palopo," tutupnya.(Jaya/A)