TAKALAR, RAKYATSULSEL - Proyek pembangunan fasilitas pelabuhan laut di Desa Mattirobaji, Kecamatan Kepulauan Tanakeke, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan yang dibangun Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sudah selesai sejak 2020 lalu.
Namun, pelabuhan tersebut terkesan mubazir. Pasalnya, sampai saat ini pelabuhan itu diduga tak kunjung dioperasionalkan.
Ketua DPW Lembaga Anti Korupsi dan Kekerasan Hak Asasi Manusia (Lankoras-Ham), Adi Nusaid Rasyid mengkritisi pelabuhan itu
tidak pernah difungsikan hingga saat ini. Padahal, proyek tersebut menghabiskan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) senilai Rp38 miliar lebih.
“Pelabuhan ini sudah lama dibangun, harus segera difungsikan agar manfaatnya bisa dirasakan masyarakat. Jangan sampai terkesan mubazir, ataukah proyek ini sengaja dibangun untuk membuang-buang anggaran saja,” kata Adi Nusaid Rasyid, Jumat (7/4).
Menurut Adi Nusaid Rasyid, belum difungsikannya pelabuhan itu, lantaran diduga posisi dermaga berada di titik yang dangkal sehingga kapal tidak bisa berlabuh di pelabuhan tersebut.
“Setelah anggota kami melakukan investigasi, ternyata posisi dermaga berada di titik yang dangkal sehingga kapal tidak bisa berlabuh. Apalagi Takalar ini tidak ada kapal besar yang masuk ke Pulau Tanakeke. Ini jelas perencanaannya yang gagal,” pungkasnya.
Sementara, salah seorang pejabat Dinas Perhubungan Takalar yang enggan disebutkan namanya mengaku belum mengetahui pasti kapan pelabuhan tersebut akan dioperasionalkan.
“Belum ada informasi dan penyerahan dari Kementerian Perhubungan. Kami masih menunggu informasi dari Kementerian Perhubungan kapan jadwalnya pelabuhan ini diresmikan dan dioperasionalkan,” kata dia.
Sampai berita ini dimuat pihak Kementerian Perhubungan belum berhasil dikonfirmasi. (Adhy/A)