MAKASSAR, RAKYATSULSEL.CO – Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM) Prof Husain Syam sangat bahagia dan antusias momen Dies Natalies ke-62 tahun UNM. Selama memimpin Kampus Orange, prestasi demi prestasi sukses diraih hingga mengharumkan UNM di kancah nasional dan internasional.
Prof Husain Syam mengatakan upacara peringatan Dies Natalies ke-62 UNM banyak disampaikan ke khalayak capaian yang telah diukir selama menjabat sebagai rektor. Dirinya bersama jajaran bahu membahu mengembangkan seluruh potensi civitas akademika hingga banyak melahirkan penghargaan.
“UNM saat ini, bicara kelembagaan, hampir 50 persen lebih program studi (prodi) status terakreditasi Unggul, selebihnya masih proses. Hal ini sangat luar biasa dalam setahun mencapai target yang diharapkan,” ujar Prof Husain Syam, usai memimpin upacara Dies Natalies ke-62 UNM di Menara Pinisi, Selasa (1/8).
Belum lagi, kata PHS–akronim Prof Husain Syam, prestasi dari mahasiswa mulai skala nasional sampai internasional. Kesemuanya itu berkat pengembangan potensi mahasiswa yang dilakukan UNM. Kemudian, peningkatan sumber daya manusia dengan melahirkan guru besar.
“Alhamdulillah, saat ini UNM bisa dibilang “jago” dan “hebat”. Saya kira itu kesimpulannya di Dies Natalies tahun ini,” jelasnya.
Dengan segala pencapaian, kata PHS, pihaknya tidak ingin berhenti. Justru, hal ini akan menjadi cambuk untuk lebih meningkatkan semua potensi yang dimiliki UNM. Proses tersebut, kata dia, akan lebih ditingkatkan dalam memberikan layanan prima agar UNM lebih maju lagi.
“Tujuh tahun lebih telah berlalu, dua periode amanah telah diberikan kepada saya sebagai Rektor, ada rasa bangga dan bahagia bersemi di dalam diri saya. Sejumlah raihan membuat kita semua kepala tegak, meskipun masih ada pekerjaan yang perlu dilanjutkan dan tantangan masih perlu di bereskan,” cetus PHS.
Menteri Kelautan dan Perikanan RI 2001-2004, Prof Rokhmin Dahuri sebagai keynote speaker dalam upacara peringatan Dies Natalis UNM membawakan orasi ilmiah terkait point penting Pengembangan Sumber Daya Manusia Unggul di Era Society 5.0.
“Sekarang ini bukan lagi adu ijazah, tapi skill atau kompetensi. Ditegaskan pula dalam menghadapi era society 5.0 menjadi sebuah silent revolution dan dengan istilah Economic Disruptions ,yang menuntut setiap individu benar-benar kompeten dan bersertifikasi,” paparnya.
Prof Rokhmin menjelas dengan adanya Society 5.0 tentunya memberikan dampak positif bagi masyarakat diantaranya munculnya ide model bisnis baru, terdapat pekerjaan dan profesi-profesi baru dan menjadi solusi terbaik untuk menghasilkan produk.
“kemampuan untuk menjadi seorang pemimpin. Di era society 5.0 di tuntut untuk menjadi pemimpin bagi diri kita sendiri dan berani mengambil keputusan kuat terhadap tantangan dan siap dalam situasi apapun,” jelasnya. (*)