Deteksi Dini Kasus TBC, 591 WBP Lapas Narkotika Sungguminasa Ikuti Screening CXR

  • Bagikan
Tes pemeriksaan TBC di sela kunjungan Lapas, Kantor Lapas Narkotika Kelas IIA Sungguminasa

GOWA, RAKYATSULSEL - Sebanyak 591 Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Sungguminasa mengikuti pemeriksaan TBC melalui metode screening Chest X-Ray, Jum'at (18/08). 

Kegiatan deteksi TBC atau Active Case Finding (ACF) TBC merupakan progam Direktorat Perawatan, Kesehatan dan Rehabilitasi Ditjen Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM bekerjasama dengan Tim Kerja TBC Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan kepada 206.330 Tahanan, Narapidana, Anak, Anak Binaan di 374 Lapas dan Rutan pada 33 Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM.

Kegiatan deteksi TBC pada Lapas Narkotika Kelas IIA Sungguminasa rencananya akan berlangsung selama 3 hari mulai tanggal 18, 19, 22 Agustus dengan target 200 WBP tiap harinya bertempat di selasar kunjungan Lapas. 

Dalam pelaksanaanya Lapastika Sungguminasa bekerjasama dengan Kantor Wilayah Kemenkumham Sulsel, Dinas Kesehatan Kab. Gowa, Puskesmas Pattallassang, Puskesmas Bontomarannu dan Pelaksana Rongent dari PT. Tirta Medical Center.

Terlihat antusias Warga Binaan dalam mengikuti pemeriksaan TBC ini, satu persatu Warga Binaan melakukan pendaftaran, skrining gejala oleh paramedis Lapas, dan rongent dada yang dilaksanakan pada Mobile Health, dan dilanjutkan dengan pemeriksaan dokter oleh PT.Tirta Medical Center.

Kepala Lapas Narkotika Sungguminasa, Andi Mohammad Syarif, didampingi Kasubsi Bimaswat, Awaluddin, dan Dokter Madya, dr.Muslih Imany Paramma mengawasi secara langsung jalannya kegiatan screening pada hari pertama ini.

Kalapas, Andi mengatakan kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Surat Edaran Dirkeswat Ditjenpas Kemenkumham RI No. PAS.06-PK.06.07-710 tentang Skrining TBC dengan Intervensi Ronsen Dada yang bertujuan untuk mengendalikan penularan penyakit TBC dikalangan Tahanan, Narapidana, Anak pada Rutan, Lapas, dan LPKA.

"Kegiatan ini guna deteksi dini dan memutus mata rantai penyebaran TBC yang terjadi dalam Lapas. Harapannya semoga sukses dan tidak ditemukan warga binaan yang memiliki gejala" kata Kalapas. 

Meski begitu kata dia, apabila warga binaan terdeteksi memiliki gejala akan segera ditindaklanjuti dengan pemeriksaan TCM. 

"Skrining TB dengan teknologi Chest X-Ray dilakukan setelah skrining gejala untuk mendeteksi secara langsung dengan rongent, jika dipastikan terdapat gejala TBC akan dilanjutkan dengan Pemeriksaan Tes Cepat Molekuler (TCM) berdasarkan hasil skrining gejala dan CXR, " tandas Kalapas Narkotika laki-laki kelas IIA Sungguminasa. (Adk)

  • Bagikan