MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Pangsa pasar ternak domba di Sulawesi Selatan menjadi peluang dan langkah untuk meningkatkan pendapatan dan lapangan kerja bagi masyarakat, apalagi saat ini Sulsel terbilang memiliki potensi alam dan peternak yang mumpuni untuk mengembangkan ternak bahan dasar woll itu.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulsel, Nurlina Saking menyampaikan potensi pasar memang dimiliki oleh hewan ternak domba dan satu hal yang wajar jika para pelaku ternak ingin mengembangkan domba sebagai pilihan untuk meningkatkan pendapatan.
Hanya saja ia menyampaikan, resistensi carrier (resiko virus) yang dibawa oleh domba itu sangat berbahaya untuk sapi, apalagi kata dia, Sapi Bali merupakan ternak terbesar yang ada di Sulsel.
“Sapi Bali kan sudah terbesar di Sulsel. Sapi Bali itu ternak lokal asli Indonesia dan saat ini kita sedang ingin mengembalikan performa peternakan Sapi Bali,” sebutnya, Senin (21/8/2023).
Ia mengutarakan, potensi dari Sapi Bali sendiri itu juga menjanjikan jika para peternak dan pemerintah mampu mengembalikan performa terbaik dengan rentan berat 800-900 kg satu ekor sapinya.
“Kita mau diskusikan, bagaimana kalau kambing saja. Bagaimana kalau kambing lebih menguntungkan, bagaimana sistem pemeliharaannya bagaimana sistem panennya, seperti apa pasarnya, itu yang perlu kita diskusikan,” sebutnya.
Sementara itu Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman menyampaikan, dengan melihat potensi permintaan pasar yang baik, seperti kebutuhan ekspor dengan negara tujuan seperti Malaysia juga merupakan salah satu peluang, hanya saja juga perlu memperhatikan potensi yang ada tanpa harus mengorbankan salah satunya.
“Pengembangan domba dan kambing, terutama domba yang cukup resisten dengan Sapi Bali, makanya itu perlu dilakukan mitigasi, agar hidup bisa berdampingan, sama-sama bisa berkembang, mitigasi masalah-masalah yang bisa menjadi kendala, in shaa allah itu bisa lebih terstruktur,” pungkasnya. (Abu/B)