Muhammad Yasir dan Pedagang-Pedagang Kecil

  • Bagikan
Muhammad Yasir Bersama Direktur Harian Rakyat Sulsel Daswar M Rewo

Barangkali satu dua serpihan memori masa kecil memang menancap kuat di lantai dasar kesadaran Muhammad Yasir sehingga turut menyokong keberpihakannya kepada pedagang-pedagang kecil selama ini.

Saat awal-awal berstatus pegawai negeri, Muhammad Yasir sekaligus menjadi pedagang. Dia berdagang pakaian-pakaian dari luar negeri di Pasar Ular. Sesekali dia membawa dagangan dari Pasar Ular ke kantornya, menjualnya di sana.

Kenyataan in bukan hanya berarti dia bersentuhan dengan pedagang-pedagang kecil, dia sendiri bahkan mengalaminya, dia adalah pedagang itu. Bukan lagi tentang dia menyerap denyut jantung perekonomian masyarakat bawah, dia adalah bagian dari denyut jantung itu. Jadi jika dia berfokus untuk membangun perekonomian mikro, tepat sekali, sebab sebagai pelaku, dialah yang paling paham apa masalahnya.

Membaca gerak perjuangan Muhammad Yasir untuk pedagang-pedagang kecil, Prof. Hafid Abbas mengurai tiga poin utama yang dimiliki sahabatnya itu. Yang pertama, dia melihat Muhammad Yasir adalah figur yang merakyat.


Bukan sekadar merakyat, Muhammad Yasir ada di tengah-tengah mereka sejak kecil hingga dewasa. Hubungannya dengan orang lain bukan lagi hanya pada tataran bahwa dia memiliki instrumen kuasa negara untuk menjalankan program pembangunan, tetapi juga hubungan antar sesama yang merasakan langsung persoalan bersama, berjuang mengentaskan persoalan yang dihadapi bersama.

Menurut Prof. Hafid Abbas, sifat merakyat sahabatnya itu serta-merta menjadikannya sosok yang punya simpati terhadap masalah-masalah sosial ekonomi di masyarakat bawah. "Jadi dia temukan kuncinya gitu, kuncinya itu dia renovasi pasarnya gitu kan," kata Prof. Hafid Abbas.

Lebih jauh, Prof. Hafid Abbas mengatakan dengan melakukan renovasi, hal itu turut memberikan sedikit daya juang bagi pasar rakyat menghadapi serbuan ritel pasar mini yang menggurita di level mikro perekonomian rakyat.

  • Bagikan