MAKASSAR, RAKYATSULSEL- PT Pelabuhan Indonesia Regional 4 melalui Pelindo Peduli menyalurkan bantuan senilai Rp810 Juta.
Bantuan ini disalurkan kepada anak stunting di Jayapura dan Takalar serta bantuan untuk mendukung proses pelajaran anak anak kuliah yang berasal dari keluarga TKPM yang terpilih.
Direktur SDM dan Umum Pelindo, Ihsanuddin Usman menjelaskan, bantuan ratusan juta tersebut merupakan dana pribadi dari karyawan Pelindo bukan dana CSR Perusahaan.
"Ini bagian dari mensyukuri dua tahun Pelindo merger pada 1 Oktober 2021 lalu. Teman-teman insan Pelindo melakukan donasi yang di distribusikan di dua kegiatan yang pertamanya untuk pengentasan anak stunting di Jayapura dan Takalar dan kedua kegiatan untuk mendukung proses pembelajaran anak- anak kuliah TKPM yang terpilih," jelas Ihsanuddin, Rabu (29/11/2023).
Lanjut dia, bantuan ditujukan untuk membantu anak stunting sebab stunting mampu mempengaruhi kehidupan anak dan berdampak kepada berbagai hal termasuk ekonomi.
"Kita pahami stunting adalah fenomena, sehingga segera kami entaskan karena ini sangat berdampak bagi ekonomi Indonesia ke depan. Jadi masa masa kritis anak dalam usia 2 tahun perlu kita pastikan mendapatkan gizi yang cukup dan kesempatan cukup agar dapat bertumbuh dengan baik," ujarnya.
Dalam proses penyaluran bantuan, Pelindo bekerja sama dengan Pemda Takalar, BKKBN Sulsel dan Dompet Dhuafa.
"Total yang terkumpul murni dana para pekerjaan kami bukan dari perusahaan sebanyak Rp810 juta yang dibagikan ke 2 kegiatan tersebut. 16 orang di Takalar dan 16 orang di Jayapura akan dibantu selama 6 bulan. Mereka mendapatkan kebutuhan pemenuhan gizi. Kenapa di Takalar, sebab Takalar dan Jayapura menjadi salah satu daerah yang tingkat stuntingnya tinggi," jelas Ihsanuddin
"Syukur alhamdulillah Pelindo semakin sehat dari segi produktivitas dan kami terus mendorong agar para bersedekah dan jika kegiatan ini berjalan terus menerus maka kami berharap bantuan dapat di saluran ke daerah lain," imbuhnya.
Sementara Kepala BKKBN Sulsel, Shodiqin mengatakan berdasarkan survei di tahun 2022, stunting mencapai 27,2 persen, sedan Takalar mengambil bagian 31 persen atau menjadi kota ke 7 dengan stunting tertinggi dari total 24 Kabupaten kota.
"Akan ada pengawasan dan pendampingan anak stunting selama 6 bukan. Jika usia di bawa 2 tahun mungkin bisa keluar dari stunting," tutupnya. (Hikmah/B)