MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) akan memanaskan mesin partai di Sulawesi Selatan, akhir pekan ini. AHY akan bertatap muka dengan seluruh calon anggota legislatif, pengurus, dan kader partai berlambang mirip Mercy ini. Suntikan akhir tahun bagi Demokrat Sulsel menjelang pemilihan umum pada 14 Februari 2024.
Ketua Partai Demokrat Sulsel, Ni'matullah memastikan AHY akan tiba di Makassar, hari ini. Sejumlah agenda telah disiapkan. Salah satunya, bertemu dengan calon anggota legislatif DPR RI, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota dari Daerah Pemilihan Sulawesi Selatan (Dapil Sulsel) di Hotel Claro Makassar.
"AHY akan memberikan pengarahan mengenai pemenangan menghadapi Pilpres dan Pileg," kata Ni'matullah, Kamis (28/12/2023).
Menurut Ni'matullah, diperkirakan sekitar 2.000 orang akan meramaikan dalam acara tersebut. Seluruh caleg dari semua tingkatan diwajibkan hadir plus dengan tim pemenangan masing-masing. Dia mengatakan, konsolidasi internal tersebut tidak lepas dari upaya pemenuhan target di Pemilu 2024. Utamanya, perolehan kursi DPR RI dengan target suara 15 persen lebih.
"AHY akan absen langsung seluruh caleg. Kalaupun tidak datang harus ada alasan yang jelas. Ini undangan wajib dihadiri untuk menguatkan target suara DPR RI, karena menyangkut suara nasional," imbuh Ni'matullah.
Dia mengatakan, konsolidasi internal ini sekaligus mengoptimalkan kerja-kerja Partai Demokrat di Sulawesi Selatan di Pilpres mendatang. Apalagi Koalisi Indonesia Maju (KIM), pengusung capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menargetkan menang satu putaran.
"Semua kader bekerja untuk itu, pasti ada perintah ikut membantu memenangkan capres. Kita tidak undang parpol lain (Koalisi Indonesia Maju) karena ini acara internal," beber Ni'matullah.
Ni'matullah mengatakan, untuk peroleh kursi harus mengalami kenaikan mulai dari DPR RI, DPRD provinsi, sampai DPRD kabupaten/kota.
"Kalau DPR RI kami dikasih target empat kursi, paling minimal ya tiga. Sekarang kan cuma dua kursi saja. Jadi yang ditargetkan naik itu Dapil I dan Dapil II, paling tidak ada tambahan," imbuh dia.
Khusus untuk DPRD Sulsel, targetnya bukan ketua DPRD. Tetapi, capaian jumlah kursi mereka yang harus naik dari komposisi saat ini.
"Untuk DPRD provinsi kami targetkan bisa dapat 12 kursi. Jadi bertambah dua kursi, karena sekarang kami punya 10 kursi," kata Ni'matullah.
Begitu juga dengan capaian kursi DPRD kabupaten/kota. Wakil Ketua DPRD Sulsel itu menegaskan harus ada peningkatan signifikan. Target kenaikannya pun mencapai 76,5 persen dari yang ada saat ini.
"Kalau untuk DPRD kabupaten/kota, kan saat ini kami punya 88 kursi. Ini kami targetkan bisa naik dan tembus di angka 115 kursi di seluruh Sulsel," ucapnya.
Target ini dianggap realistis karena Demokrat sudah mengunci kursi pimpinan di beberapa daerah, meskipun posisinya baru wakil ketua. Sehingga, daerah-daerah tersebut diharapkan ada yang bisa naik menjadi Ketua DPRD.
"Kami sudah pernah bawa wakil ketua di beberapa daerah, seperti Wajo, Pinrang, Makassar, Parepare, Bone, Gowa, dan Sidrap. Di sana wakil ketua terus, makanya kami dorong bisa menjadi ketua atau paling tidak menambah jumlah kursi lah," terangnya.
Selain dari capaian kursi pimpinan, Ni'matullah juga menegaskan ada peningkatan kursi dari daerah yang sangat minim. Setidaknya, capaian mereka bisa naik dari Pileg 2019 lalu.
"Karena di beberapa kabupaten pada Pileg 2019 itu banyak yang satu kursi. Itu yang akan kami genjot supaya bisa naik menjadi tiga sampai empat kursi," harap dia.
Ni'matullah sendiri mengaku siap tempur untuk berebut kursi Senayan lewat dapil II. Kata dia, selain bekerja untuk partai, dia juga bekerja untuk target pribadi sebagai caleg DPR RI.
"Saya sendiri persiapan menuju Senayan jalan terus. Sekarang saya di Madiun pembekalan caleg DPR RI, DPP yang undang. Kan sekarang DPR RI Demokrat punya 54 kursi, Sulsel punya dua. Ini yang mau ditingkatkan semua," ungkap Ni’matullah.
Pengamat politik dari Universitas Hasanuddin, Profesor Sukri Tamma menilai, target Demokrat ini tidak berlebihan. Cukup realistis jika melihat posisi mereka saat ini yang sudah punya basis dan loyalis yang jelas.
Sehingga, meski mereka pada akhirnya akan berhadapan dengan parpol lain, kondisinya sudah tidak terlalu sulit. Beda halnya jika Demokrat pendatang baru. Harus bekerja lebih keras dan memulai semuanya dari nol.
"Semua Parpol pasang target tinggi untuk. Tapi Demokrat Sulsel sejauh ini posisinya menengah ke atas. Mereka selalu menjadi wakil ketua di DPRD. Jadi mereka punya dasar itu dalam memasang target yang lebih tinggi. Ini realistis, karena mereka tidak berjuang dari bawah lagi. Demokrat bukan partai kemarin sore, mereka sudah punya basis yang cukup jelas," ujar Sukri.
Namun begitu, semua akan kembali pada Demokrat sendiri. Pencapaian target itu akan sangat ditentukan dengan kerja-kerja elektoral di basis, memaksimalkan semua potensi, termasuk mempersiapkan diri menghadapi parpol lain dengan kekuatan setara atau justru di atas mereka.
"Pada akhirnya yang menentukan target itu tercapai atau tidak adalah kerja-kerja basisnya, termasuk sejauh mana mereka memaksimalkan caleg dan calon kandidat yang akan diusung. Karena mereka juga akan berhadapan dengan partai lain yang mengemban misi sama," lanjut dia.
Dengan begitu, langkah Demokrat untuk naik kelas tidak mudah, meski target tersebut sangat realistis bagi mereka. Sebab Demokrat harus unjuk gigi dalam memperebutkan posisi yang lebih dominan.
"Demokrat perlu jeli karena bukan mereka sendiri yang masuk kontestasi. Ini pertarungan besar dan ketat, termasuk menyangkut Pilpres. Maka bisa juga Demokrat memaksimalkan Prabowo-Gibran effect, untuk mencuri suara. Namun sekali lagi, Demokrat punya dasar dan modal bagus untuk menuju ke sana," bebernya.
Salah satu hal yang perlu dilakukan Demokrat agar bisa naik kelas adalah melebarkan sayap. Dalam konteks ini, memaksimalkan dampak dari elektoral capres dan cawapres usungan mereka, Prabowo-Gibran.
"Jadi perlu melebarkan sayap juga di momen Pilpres. Karena kalau tidak, maka capaiannya saya rasa tidak akan jauh dari apa yang mereka dapatkan pada Pemilu 2019 lalu," kata Sukri.
Pengamat politik hubungan internasional dari Unhas Ishaq Rahman belum mau berspekulasi kemungkinan Demokrat bisa mempertahankan perolehan suara dan kursi pada Pemilu 2019 atau malah memperbaiki posisi pada Pemilu 2024. Meski begitu, kata dia, berkaca pada data nasional hasil survei CSIS yang dirilis Rabu (27/12), Partai Demokrat secara nasional berada pada posisi ke-8 dibandingkan partai-partai lain.
"Jika kita mencermati kondisi hari ini, nampaknya perjuangan berat sedang dihadapi oleh Demokrat. Pada satu sisi, Demokrat tidak cukup menerima manfaat efek ekor jas (coattail effect) dari Pilpres, karena kader utamanya tidak berada pada kontestasi Pilpres 2024," ujar Ishaq.
Di sisi lain, kata dia, penetrasi kader di lapangan berhadapan dengan gerakan kader-kader lain yang sama agresifnya. Menurut dia, dengan membaca pola gerakan para caleg Demokrat saat ini di Sulsel, ada potensi partai ini bisa menempati posisi ke-4 (atau bahkan ke-3) di Sulsel, lebih baik dari pemilu 2019.
Menurut dia, hasil itu bisa diperoleh dengan syarat, para caleg harus langsung bersentuhan dengan masyarakat. Tidak perlu terlalu boros membuat Alat Peraga Kampanye (APK), yang penting langsung berkunjung ke simpul-simpul warga dan serap aspirasi mereka.
"Kedua, masyarakat sekarang makin dewasa. Setiap pemilu, kita lihat ada potensi kesadaran masyarakat untuk menggunakan hak pilih secara kritis dan bijak. Maka, tawarkan program yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat, sesuai segmentasi aktual yang mereka hadapi," ujar dia.
Ishaq mengatakan, kehadiran Ketua Umum Partai Demokrat ini bisa memberi energi dan motivasi untuk kerja-kerja politik para caleg dan kader demokrat di lapangan.
Sementara itu, Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menutup safarinya di Medan dengan bersilaturahmi bersama sejumlah ulama.
Didampingi mantan presiden ke 6 yang Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang juga Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, AHY berdiskusi dan mendengarkan pendapat para ulama, Kamis (28/12/2023).
AHY mengatakan pertemuan dengan para ulama adalah bagian penting bagi Demokrat sebagai partai berhaluan nasionalis religius.
"Saya berbahagia dan bersyukur pagi hari ini, sekaligus mengakhiri perjalanan saya di Sumatera Utara, bersama pak SBY bersilaturahmi dengan halim ulama, tuan guru, para ustaz yang di Sumut," kata AHY.
Selain mendengarkan pandangan pandangan ulama, AHY juga menitipkan pesan untuk saling menjaga kerukunan, kebersamaan di Sumut. Ulama sebagai tokoh yang dituakan selama ini adalah perekat keharmonisan di masyarakat Indonesia.
"Saya sampaikan juga, itu juga yang diperjuangkan partai Demokrat. Yang menjadi warisan, yang diturunkan oleh bapak SBY, ketika beliau memimpin negeri ini, selama 10 tahun. Hal itu, menjadi kekuatan kita hingga hari ini. Umaro dan ulama, juga terus hidup menguatkan satu sama lain, saling mendukung satu sama yang lain," kata AHY.
"Itu saya sampaikan tadi, bagian niat bagi terus meneguhkan nilai-nilai nasionalisme dan religius, sebagai jati diri dari Partai Demokrat. Semoga para dibangun dengan para ulama, tuan guru, dan ustadz tadi, menjadi bekal dan sekaligus, kekuatan dalam berjuang untuk masyarakat, agar kehidupan lebih baik lagi," lanjut dia.
Dengan mendengarkan pandangan dan masukan ulama, AHY yakin akan menjadikan Demokrat menjadi lebih baik. Dia pun berharap, agar Demokrat mendapatkan kepercayaan masyarakat untuk kembali menjalankan pemerintahan.
Terakhir AHY berharap agar pemilihan umum tahun depan juga melahirkan pemimpin yang mengendapkan kepentingan masyarakat dan menjaga persatuan Indonesia.
"Hanya merindukan kerukunan yang damai, masa-masa lalu. negara harus mengayomi para ulama memberikan ruang menyampaikan syiar, yang menyejukkan untuk islam, masyarakat dan negara lebih baik lagi," katanya. (fahrullah-suryadi/C)