"Insyaallah, saya Haidar Madjid tidak akan pernah mengajak seseorang dan kerabat saya untuk membuat cerita jelek. Kenapa? Karena kalau ada isu negatif, semakin banyak cerita buruk kepada saya, maka ladang pahalanya juga akan saya tuai di kemudian hari," sambungnya.
Haidar Madjid menyatakan selain isu miring ada hal lain yang harus dihadapi. Yakni; money politic atau politik uang.
"Ada orang karena tidak mampu menunjukkan dia pantas menjadi anggota DPRD, maka caranya membeli harga dirinya rakyat. Dia tukar suara rakyat dengan uang Rp50 ribu, Rp100 ribu dan sembako. Haidar, InshaAllah tidak akan berada di wilayah itu," tegasnya.
Haidar tidak mau menggadaikan suara warga di Kecamatan Biringkanaya, Tamalanrea, Panakkukang, dan Manggala pada tanggal 14 Februari nanti. Dia pun mengajak warga memilih dengan harga diri, bukan karena materi.
"Harga diri yang kita pertaruhkan di bilik suara. Tentu akan banyak godaan. Dan siapa pun bisa goyah dengan godaan itu. Tetapi saya percaya dengan mengusung aku memilih setia, godaan itu tidak akan menggoyahkan pilihan kita " jelasnya.
Haidar pun mengingatkan warga akan tugas dan fungsi Anggota DPRD. Utamanya memperjuangkan kepentingan warga, terkhusus di daerah pemilihan (Dapil) masing-masing. "Misalnya, saya yang bertanggung jawab akan kepentingan warga di Dapil Makassar B. Jadi kalau ada yang terlalu boros belanja di Pemilu, tunggu hasilnya kalau terpilih di DPRD. Apa na kerja," tutupnya. (Fahrullah/B)