MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Salah satu penyakit berbahaya nan mematikan yang banyak diderita perempuan di seluruh dunia adalah kanker payudara. Diperlukan deteksi dini agar proses penanganannya juga memberi harapan hidup yang lebih besar.
Dokter Spesialis Bedah Payudara, Dr. dr. Alfiah Amiruddin mengatakan, kanker payudara saat ini sudah jadi masalah di dunia termasuk di Sulsel, khususnya Kota Makassar. Menurut Alfiah, kanker payudara bisa menyerang siapa. Olehnya itu, penting pemeriksaan berkala mulai dari puting, payudara, hingga ketiak.
"Kanker payudara ini bisa menyerang siapa saja tidak hanya wanita tetapi juga laki-laki meski tingkat kejadiannya kurang satu persen. Bapak-bapak juga harus tahu meski bukan yang mengalami namun bisa juga diinfokan ke orang terdekat, " kata Alfiah dalam program podcast Harian Rakyat Sulsel, Kamis (25/1/2024).
Menurut dia, hingga saat ini penyebab utama kanker payudara belum pasti. Berbeda dengan kanker serviks yang sekarang ini sudah semakin jelas peran suatu virus HPV yang menyebabkan kanker serviks.
Saat ini kanker serviks sudah menurun dan digantikan kanker payudara menempati posisi pertama penyebab kematian penyakit keganasan pada perempuan.
"Jadi sangat-sangat menakutkan dan memilukan karena kita tahu saat menstruasi, ancaman sudah mengarah," imbuh dia.
Alfiah mengatakan, hal dini yang perlu dilakukan untuk mengecek payudara adalah harus melakukan Sadari setiap satu bulan sekali, satu minggu setelah bersih darah haid.
"Sadari ini periksa artinya periksa payudara sendiri yang dilakukan satu minggu setelah haid untuk menghindari rasa nyeri haid yang umum dirasakan yang menyebabkan pemeriksaan kita tidak total. Sangat mungkin kita mengalami kecolongan jika tidak diperiksa. Olehnya sebelum mens yang merasa sakit di area payudara sabar dulu," ujar dia.
Alfiah juga menyarankan, jika melihat ada perubahan puting baik itu ukuran, warna, posisi termasuk kulit di atasnya, penderita harus segera datang di pusat-pusat kesehatan yang bisa membantu memberikan solusi.
"Harus dicek secara berkala atau deteksi dini. Memang kanker payudara ini unik, kanker ada yang bisa diraba atau ada tumornya dan kanker yang tidak ada sama sekali. Kadang-kadang terkecoh karena 90-95 persen kanker itu tidak nyeri atau tidak ada keluhan. Ini yang kadang menyebabkan pasien tidak ke rumah sakit jika tidak nyeri, padahal ini bisa diperiksa di tempat yang dicover BPJS," beber Alfiah.
Alfiah mengungkapkan, bahaya kanker payudara kalau dilihat secara umum ada yang bisa diraba dan tidak bisa diraba apalagi kalau sudah masuk stadium empat, karena setiap peningkatan stadium jika mencapai stadium 4 maka apapun dilakukan tidak lagi menyembuhkan tetapi hanya mengurangi gejala yang dirasakan.
"Pagi-pagi jika mengecek dan menemukan ada yang lain biasanya bisa langsung melaporkan ke tenaga Kesehatan. Bidan dan tenaga kesehatan kita juga sudah bisa mendeteksi kanker payudara," jelas Alfiah.
"Salah satu ketakutan terbesar perempuan adalah jika sebelumnya menggunakan kebaya yang mempertontonkan tubuh. Beruntung sekarang sudah banyak yang menggunakan hijab dan baju longgar sehingga tidak kelihatan. Namun meskipun dilakukan pengangkatan, sudah ada teknologi yang tidak mengubah bentuk kulit dan model awal dari payudara dan saya rasa dokter di Makassar banyak yang memiliki skill ini," sambung dia.
Kabar gembira saat ini dunia kedokteran sudah canggih. Di negeri ini dokter menangani secara komprehensif sebab sudah ada dokter operasi, kemoterapi, radiasi, dokter gizi hingga dokter jiwa jika ada yang mengalami gangguan kepercayaan diri.
"Tujuan utama menghilangkan penyakit itu tanpa menjatuhkan kepercayaan diri pasien. Jika bicara kanker payudara kita bawa ke koridor media, saya tidak pernah membaca bahwa kanker payudara memiliki pengobatan alternatif. Terapi yang diterima pasien sesuai kondisinya. Dunia pendidikan saat ini semakin canggih. Tergantung seberapa parah kankernya. Semakin cepat ditangani semakin cepat diberikan terapi sesuai kondisinya dan semakin cepat tertangani kemungkinan mempertahankan payudara semakin besar. Saat ini banyak pasien sel kankernya sudah tersebar di organ tertentu namun masih bisa survive," ungkap dia.
Alfiah membeberkan, saat ini tingkat kesembuhan penderita kanker payudara minimal 5 tahun tergantung seberapa cepat tertangani. Sejauh ini ada tiga stadium penderita kanker yakni stadium dini, stadium menengah dan stadium lanjut.
"Stadium dini yakni stadium 1 dan 2 dengan tingkat kesembuhan 80-95 persen, minimal bisa hidup 5 tahun.
Kemudian stadium lanjut yaitu sudah ada organ lain yang terkena dan pada kondisi ini apapun yang diberikan tidak lagi menyembuhkan tetapi hanya bisa mengurangi gejala. Misalnya, tidak bisa tidur karena nyeri, maka hanya nyerinya yang dikontrol," jelas dia.
Alfiah juga membagikan usia rentan terkena kanker payudara. Jika dulu 50 tahun ke atas setelah menopause, saat ini sudah bergeser, semakin muda di bawah 50 tahun atau 40 tahun . Di bawah 40 tahun kanker disebut kanker di usia muda.
"Paling muda pasien saya ada yang 15 tahun dan telah terkena beberapa tahun sebelumnya setelah menstruasi. Kemungkinan ada keluarga yang terkena kanker apakah ibunya, neneknya saudara. Tidak hanya kanker payudara juga kanker rahim, kanker leher rahim dan kanker indung telur, " ujar Alfiah.
"Khusus kanker indung telur bersepupu sekali dengan kanker payudara, biasanya jika kanker payudara juga kanker indung telur. Ada juga faktor genetik adanya kanker payudara dan indung telur ini dicurigai adanya estrogen yang memberi kontribusi besar. Selama mengalami haid setiap bulan teratur maka hormon estrogen diproduksi pada indung telur. Kalau ada kanker payudara cek indung telur juga karena itu pabrik utama estrogen. Beda dengan orang yang sudah menopause yang sudah berkurang estrogen sehingga dihasilkan di kulit otot dan kelenjar di ginjal yang berbentuk kolesterol aromatik., " beber dia.
Menurut Alfiah, bila haid tidak teratur periksa langsung biasanya ada kaitan di payudara apakah tumor jinak atau tidak. Pada perempuan keterkaitan sangat erat.
Adapun pencegahan yang paling murah adalah periksa payudara sendiri dengan metode mudah. "Bisa dilihat di YouTube cara melakukan Sadari. Bisa dilakukan saat baring dan mandi karena bisa dengan mudah di dapat di media sosial," ujar dia.
Pentingnya mengecek payudara, sebab menurutnya, perempuan adalah tombak dan tiang negara. Jika sehat maka anak yang dihasilkan sehat dan mampu membangun generasi penerus. Sehatnya perempuan Indonesia akan mempengaruhi generasi muda dan wajah Indonesia.
"Deteksi dini menyebabkan kehidupan kita lama dan baik. Tidak bisa kita capai menurunkan penderita kanker payudara tanpa kerja sama. Bukan hanya tenaga kesehatan tetapi semua warga. Para guru semua bergandeng tangan menurunkan angka stadium lanjut," katanya.
Hal yang harus kita ingat tidak ada satupun golongan perempuan yang bisa skip meskipun ibu hamil, karena ada istilah kanker payudara saat hamil . Bagi ibu yang kurang beruntung bukan berarti tidak bisa memberikan asi dan tidak melakukan seks. semua masih bisa dilakukan.
"Tidak ada juga larangan dalam hal aktivitas sosial. Sebab kanker ini tidak ditularkan lewat keringat, bersentuhan dan sebagainya. "Ini bukan infeksi yang bisa ditularkan. Biasanya penderita menarik diri karena ada luka dan bau. Namun jika tidak terjadi, maka tidak ada alasan membatasi hubungan sosial," ucap dia.
Menurut Alfiah, saat ini telah ada di Makassar Cancer Care yang memberikan pendampingan. "Yang jika kita lihat mereka telah melalui serangkaian pengobatan yang menganggap itu menakutkan. Mereka sangat memotivasi teman lain sebab support bagi penderita kanker yang terbaik," ucapnya.
"Mereka yang terhimpun dari komunitas ini memiliki kemampuan mengedukasi pasien lain. Tidak mungkin satu dokter bisa melakukan itu semua, namun mereka sangat banyak membantu misal mendapat obat yang sulit didapat. Kami sebagai dokter ingin mengatakan bahwa tidak ada manusia keluar dari masalah. Tidak ada yang memilih kanker bertengger di tubuh kita," katanya.
"Terakhir deteksi dini ini perlu dilakukan semakin dekat anda datang semakin cepat ditangani. Support keluarga sangat membantu dan peran BPJS besar karena pengobatan juga bisa dilakukan di mana saja," kata Alfiah. (andi nurhikmawati/C)